JATIMTIMES - Meskipun era digitalisasi semakin pesat, penerapan pembayaran parkir non tunai dengan QRIS di Kabupaten Blitar tampaknya belum sepenuhnya diminati oleh masyarakat. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar, Agus Santosa, mengungkapkan bahwa meskipun telah diberlakukan, layanan pembayaran parkir menggunakan QRIS belum menunjukkan hasil yang optimal.
“Kami sudah menerapkan pilihan parkir non tunai atau menggunakan QRIS sejak awal tahun ini. Para juru parkir resmi telah dibekali dengan barcode QRIS yang bekerja sama dengan salah satu bank pemerintah. Ini adalah upaya kami untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat di era digital," ungkap Agus pada Selasa (18/6/2024).
Baca Juga : Basket Mulai Digandrungi Anak Muda di Kota Batu, Perbasi: Hindarkan dari Narkoba dengan Olahraga
Namun, kenyataannya, banyak warga yang lebih memilih membayar parkir secara tunai dibandingkan menggunakan QRIS. Fenomena ini terutama terlihat di pasar-pasar tradisional dan kawasan keramaian lainnya seperti area pertokoan, di mana mayoritas pengguna jasa parkir adalah ibu-ibu dan orang-orang yang berusia di atas usia produktif.
“Tarif resmi parkir untuk sepeda motor adalah Rp 2.000 dan mobil Rp 3.000. Meskipun demikian, masyarakat lebih nyaman menggunakan uang tunai,” lanjut Agus.
Menurutnya, meski para juru parkir telah diberikan edukasi mengenai cara penggunaan QRIS dan keuntungan yang ditawarkannya, sebagian besar masyarakat masih merasa repot jika harus membuka aplikasi perbankan mereka setiap kali membayar parkir. Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa pembayaran non tunai dengan QRIS belum menjadi pilihan favorit.
“Kami terus berusaha mengedukasi para juru parkir mengenai pentingnya dan cara kerja sistem parkir non tunai. Sayangnya, respons dari masyarakat belum seperti yang kami harapkan. Banyak yang masih merasa lebih mudah dan cepat membayar dengan uang tunai," imbuhnya.
Sebagai upaya untuk mendorong penggunaan QRIS, Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar telah menjalin kerja sama dengan bank pemerintah yang menyediakan layanan QRIS. Langkah ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam beradaptasi dengan teknologi pembayaran baru ini. Namun, adaptasi ini membutuhkan waktu dan penerimaan yang lebih luas dari semua lapisan masyarakat.
Baca Juga : 200 Hewan Kurban Terinfeksi Cacing Hati di Hari Pertama Idul Adha Kabupaten Blitar
Agus memastikan bahwa meskipun saat ini penerimaan masyarakat terhadap pembayaran parkir dengan QRIS belum optimal, pihaknya tetap akan menyediakan pilihan tersebut sebagai bentuk komitmen dalam mengikuti perkembangan teknologi. “Kami berharap, seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya sosialisasi, masyarakat akan semakin terbiasa dengan pembayaran non tunai ini,” katanya.
Tantangan terbesar dalam penerapan QRIS di layanan parkir Kabupaten Blitar tampaknya adalah mengubah kebiasaan dan pandangan masyarakat yang sudah lama terbiasa dengan sistem pembayaran tunai. Dinas Perhubungan berharap dengan terus memberikan edukasi dan meningkatkan kemudahan dalam penggunaan QRIS, pembayaran non tunai ini akan semakin diminati di masa depan.