JATIMTIMES - Salat merupakan tiang agama dari setiap umat Islam. Dalam pelaksanaannya, sering kali orang-orang tergesa-gesa.
Bahkan ada pula yang merasa malas untuk mengerjakannya dan alhasil, mereka mengerjakan salat hanya karena tidak mau memiliki hutang salat terhadap Allah SWT.
Baca Juga : Viral Penampakan Pohon Zaqqum di Thaif yang Disebut Makanan Penghuni Neraka Ini Faktanya
Dapat dikatakan bahwa individu yang mengalami hal tersebut belum bisa merasakan kenikmatan dalam pengerjaan salat.
Tentu hal ini juga berpengaruh terhadap kualitas salat. Dimana salat yang dikerjakan tidak akan khusyuk. Padahal, khusyuk dalam salat adalah sesuatu yang sangat penting.
Hal itu seperti firman Allah SWT dalam surah Al-Mukminun ayat 1-2 yang berbunyi,
قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ(1) الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ (2)
Artinya: Sungguh, beruntunglah orang-orang mukmin. (Yaitu) orang-orang yang khusyu dalam sholatnya.
Lantas bagaimanakah cara agar bisa merasakan nikmat saat salat?
Terkait hal itu, Ustaz Adi Hidayat atau UAH dalam salah satu ceramahnya yang dibagikan oleh kanal YouTube sadakwah01 membeberkan cara agar bisa merasakan kenikmatan dalam salat.
"Kalau mau sholat mau enak sholatnya, jangan sekedar salat. Memang betul sudah selesai menuntaskan kewajiban, beban kewajibannya hilang tapi kenikmatannya dapat nggak? manfaatnya dapat nggak?," Papar UAH, dikutip Selasa (18/6/2024).
UAH menjelaskan, untuk bisa merasakan nikmat dalam salat kuncinya adalah khusyuk.
"Kalau ingin menikmati salat ingin dapat manfaatnya, dapat ketenangan terkoneksi dengan Allah, doanya cepat dijawab maka khusyuk dalam salat," Jelas UAH.
Ia pun menjelaskan bagaimana cara agar salat menjadi khusyuk.
Baca Juga : Rumah Terbakar saat Salat Idul Adha, Kerugian Capai Rp130 Juta
"Nah diantara cara mendapatkan khusyuk itu istighfar. Dibuka, sehingga sekat-sekat yang yang menghambat koneksi kita dengan Allah itu terbuka," kata UAH.
Istighfar menurut UAH tidak hanya sebagai permohonan ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukan, tetapi juga sebagai upaya membersihkan hati dan membersihkan diri dari segala kekotoran spiritual yang dapat menghalangi hubungan dengan Allah SWT.
Lebih lanjut, UAH mengingatkan bahwa Rasulullah SAW sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk beristighfar dalam berbagai kesempatan.
Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya istighfar seperti yang diajarkan dalam Quran dan praktik Rasulullah SAW.
Ia juga menyarankan agar istighfar dilakukan secara konsisten, terutama di waktu sahur menjelang Fajar atau dalam tahajud.
Menurutnya, praktik ini tidak hanya membersihkan hati, tetapi juga membuka pintu keberkahan dan menjadikan seseorang sebagai calon penghuni surga yang aktif berbuat kebaikan di dunia.
