JATIMTIMES - Penjualan kambing kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 hijriah 2024 di Kabupaten Malang menurun drastis dari tahun sebelumnya. Penurunan tingkat penjualan kambing kurban tersebut disebut-sebut lantaran bersamaan dengan pendaftaran sekolah.
"Pasarannya kambing kurban sekarang lagi dingin-dingin saja (sepi), tidak memanas. Peternak tidak ada, pembeli yang kiriman juga tidak ada. Jadi sekarang pedagangnya beku (sepi pembeli)," ujar salah satu pedagang kambing Admaji, saat ditemui di Pasar Hewan Kepanjen, Kelurahan Ardirejo, Kabupaten Malang, Jumat (14/6/2024).
Baca Juga : Idul Adha 1445, SIG Pabrik Tuban Salurkan 38 Hewan Kurban
Pedagang yang tinggal di Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang tersebut menyebut, jika dibandingkan Hari Raya Idul Adha tahun 2023, penjualan kambing kurban di tahun 2024 mengalami penurunan hingga 40 persen.
"(Penjualan tahun ini) Jauh berbeda, sekitar 40 persen turunnya," keluh Admaji.
Jika umumnya harga kambing kurban akan naik saat mendekati Hari Raya Idul Adha, berbeda dengan realita di 2024. Di mana, para pedagang hewan kurban justru harus rela menurunkan harga kambing dari harga pasaran.
"Penjualannya turun, dari harga pasarannya turun antara Rp 400 - 300 ribu per ekor. Dibandingkan dari bulan kemarin (Mei) ke bulan sekarang (Juni) sekitar 30 persen turunnya (harga kambing)," beber Admaji.
Bukan tanpa upaya, Admaji dan para pedagang hewan kurban lainnya telah berusaha menjajakan kambing dari pasar ke pasar. Hasilnya, rata-rata penjualan kambing menjelang Idul Adha di 2024 memang mengalami penurunan.
"Setiap pasaran wage ke Sumberpucung, kalau pon ke Donomulyo, pahing sama kliwon ke Kepanjen, legi ke Gondanglegi. Saya jualnya di kawasan Kabupaten Malang," imbuhnya.
Admaji mengaku, saat ini dirinya masih memiliki sembilan kambing yang rencananya hendak dijual untuk perayaan Idul Adha 2024. Sementara kakaknya yang juga pedagang kambing, memiliki sekitar 30 ekor.
Jumlah tersebut belum terhitung kambing betina yang diperuntukkan sebagai peranakan yang jumlahnya mencapai ratusan. Namun, stok yang dimiliki Admaji tersebut dimungkinkan akan sulit terjual seiring menurunnya daya beli masyarakat.
Baca Juga : DKPP Blitar Kerahkan 60 Petugas Kesehatan Hewan untuk Idul Adha: Langkah Tegas Demi Kurban Sehat
"Saya hanya laku sedikit hari ini. Aduh, ini bawa tiga saja tidak laku. Saya bertiga sama teman-teman total bawa 26 kambing, mungkin cuma laku enam, bingung mau ke mana lagi," keluhnya.
Admaji mengistilahkan, kambing yang dia jual adalah kelas ekonomi. Yakni pada rentang harga yang berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 4 juta. Namun harga pasaran tersebut terpaksa oleh Admaji diturunkan dari harga pasaran karena sepi pembeli.
"Bisa jadi karena barsamaan pendaftaran anak mau masuk sekolah. Kemungkinan dari situ pasar jadi lemah. Kalau masuk sekolah yang jelas ada uang gedung dan sebagainya. Banyak kebutuhan, belum lagi untuk perpisahan. Jadi peminat (kambing kurban) kurang," bebernya.
Kondisi serupa juga dialami Sulton. Pedagang kambing kurban asal Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang tersebut juga mengeluh penjualan hewan kurban jelang Idul Adha 1445 lesu. Sulton menyebut, dari 23 ekor kambing yang dibawa ke Pasar Hewan Kepanjen untuk dijual, hanya laku lima hingga menjelang Jumat (14/6/2024) siang.
Sulton juga aktif menjual kambing disetiap pasaran hewan. Di mana, menjelang Idul Adha di tahun 2023 lalu, dirinya mengaku bisa menjual hingga 10 ekor kambing setiap pasaran. "Sekarang sepi, masih ramai hari raya kurban tahun kemarin. Mungkin karena bersamaan dengan waktu pendaftaran sekolah," pungkas Sulton.