JATIMTIMES - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali erupsi pada Selasa (11/6) sebanyak 18 kali hingga sore ini. Kabar erupsi tersebut disampaikan melalui situs resmi magma.esdm.go.id.
Dalam laporan Petugas Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Liswanto menjelaskan erupsi Semeru hari ini terjadi sejak dini hari. Di antaranya mulai pukul 01.57 WIB hingga pukul 17.11 WIB.
Baca Juga : Jelang Penutupan, Omset Perputaran Uang di Bazar Blitar Djadoel Capai Rp 5 Miliar
Tinggi kolom kolom letusan yang terjadi hari ini paling banyak tidak teramati, karena tertutup oleh awan. Namun pada pukul 16.30 sore, tinggi kolom abu tertinggi teramati mencapai 700 meter di atas puncak (4.376 meter di atas permukaan laut).
"Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Selasa, 11 Juni 2024, pukul 16:30 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 700 m di atas puncak (± 4376 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 109 detik," tulis Liswanto pada pukul 16.30 WIB, Selasa (11/6).
Letusan erupsi yang terjadi beberapa kali di Semeru tersebut juga disertai dengan laporan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) yang masih dengan status oranye. Di mana status tersebut mengindikasikan adanya potensi erupsi dan meminta maskapai penerbangan untuk waspada.
Warna oranye juga diartikan sebagai letusan dengan kode yang berpotensi membahayakan penerbangan, sehingga setiap pesawat harus berhati-hati dan menghindari kawasan di sekitar gunung tersebut.
Menurut update laporan Sigit Rian Alfian pada Selasa (11/6) periode pukul 12.00 hingga 18.00 WIB gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut. Tidak terlihat asap kawah. Sedangkan cuaca cerah hingga mendung, angin lemah ke arah barat dan barat laut.
Selama 6 jam tersebut, Sigit melaporkan Gunung Semeru mengalami 35 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 13-24 mm, dan lama gempa 64-143 detik.
Baca Juga : Pendidikan Tinggi dan Kewirausahaan: Membentuk Ekosistem Inovatif
"2 kali gempa Guguran dengan amplitudo 3-5 mm dan lama gempa 58-86 detik. Serta 3 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 4-7 mm, dan lama gempa 44-49 detik," demikian laporan Sigit.
Karena status Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga, petugas juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," imbau Sigit.
Selain itu, Sigit juga meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). "(masyarakat diharapkan) Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkas Sigit.