JATIMTIMES - Bulan Juni ini menjadi momen yang sangat menguntungkan bagi industri perhotelan di Kota Blitar. Bulan Bung Karno, yang diperingati setiap Juni, telah membawa dampak positif dengan meningkatnya okupansi hotel hingga mencapai 100 persen. Sekretaris Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Kota Blitar, Reza Hasjim, menyatakan bahwa tingginya tingkat hunian hotel ini tak lepas dari banyaknya event yang diselenggarakan di kota ini.
Menurut Reza, seluruh 44 hotel dan penginapan di Kota Blitar, yang memiliki sekitar 532 kamar, telah terisi penuh. “Selama Bulan Bung Karno, okupansi hotel di Kota Blitar meningkat drastis. Semua kamar sudah dibooking, dan kami bahkan harus mengalihkan sejumlah wisatawan ke wilayah Tulungagung karena keterbatasan kamar di Blitar,” ungkapnya pada Senin (10/6/2024).
Baca Juga : Lonjakan Pengajuan Dispensasi Nikah di Blitar, 38 Anak di Bawah Umur Sudah Hamil Duluan
Peningkatan okupansi ini tidak hanya berasal dari wisatawan lokal, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, Papua, dan daerah lainnya. Reza menjelaskan bahwa hal ini menunjukkan daya tarik Kota Blitar sebagai destinasi wisata saat Bulan Bung Karno. “Setiap tahun, Bulan Bung Karno menjadi momen yang dinantikan oleh para pelaku industri perhotelan di Blitar. Event-event yang digelar, baik dalam skala regional maupun nasional, menjadi magnet bagi para wisatawan,” tambah Reza.
Bulan Bung Karno di Kota Blitar memang selalu dirayakan dengan berbagai kegiatan yang menarik wisatawan. Selain acara peringatan resmi, ada juga festival budaya, pameran seni, dan berbagai kegiatan lainnya yang menambah daya tarik kota ini. Sejak awal Juni, Kota Blitar dipenuhi oleh berbagai event yang didedikasikan untuk mengenang Presiden pertama Indonesia, Soekarno, yang juga dimakamkan di kota ini.
“Agenda Bulan Bung Karno tidak hanya memperingati jasa-jasa Bung Karno, tetapi juga memberikan kesempatan bagi Kota Blitar untuk mempromosikan potensi wisatanya,” kata Reza. Dia juga menekankan pentingnya kesiapan industri perhotelan dalam menghadapi lonjakan wisatawan setiap tahunnya. “Kami di PHRI Kota Blitar selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas hotel, agar wisatawan mendapatkan pengalaman yang terbaik saat berkunjung ke sini.”
Kepenuhan kamar hotel yang terjadi kali ini menandakan suksesnya strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata. Meski demikian, Reza mengakui bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah peningkatan kapasitas akomodasi agar bisa menampung lebih banyak wisatawan di masa mendatang. “Ke depan, kami berharap ada lebih banyak investasi di sektor perhotelan, sehingga Kota Blitar bisa lebih siap dalam menyambut wisatawan di setiap Bulan Bung Karno dan event-event besar lainnya,” harap Reza.
Baca Juga : Pernah Dibantai Sebanyak 23 Kali Oleh Squad Garuda, Ini Link Streaming Indonesia vs Filiphina
Selain itu, Reza juga berharap agar para pelaku usaha perhotelan dan restoran terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi pariwisata di Kota Blitar. “Kerja sama yang baik antara pemerintah, PHRI, dan pelaku usaha sangat penting dalam menciptakan iklim pariwisata yang kondusif dan berkelanjutan di Kota Blitar,” ujarnya.
Dengan tingkat hunian yang mencapai 100 persen, Bulan Bung Karno di Kota Blitar tahun ini telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pendorong utama perekonomian kota. Ini juga menunjukkan bahwa Kota Blitar memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh sebagai destinasi wisata yang menarik di Indonesia. Para pelaku industri perhotelan berharap tren positif ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak.