JATIMTIMES - Kian bertambah dewasa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) merayakan dies natalis ke-43. Tema strategis bertajuk ‘Entrepreneurial Spirit for Community Welfare’ diusung FEB Unisma. Tema itu menjadi semangat FEB Unisma untuk terus memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat.
Dekan FEB Unisma Nur Diana SE MSi CMA CBV CERA mengatakan, FEB Unisma berdiri pada 9 Juni 1981. Semakin bertambah usia, tentunya semakin bertambah tantangan ke depan yang semakin kompleks.
Baca Juga : PTN-BH Terganjal Banyak Regulasi, Forum BUMPT Bakal Sampaikan Usulan Regulasi ke Tiga Menteri
Tiga hal yang harus diwadahi oleh FEB Unisma yaitu Trilogi Unisma (kejujuran, keikhlasan dan kerukunan). Modal inilah yang kemudian dibawa
dalam menjalankan tali estafet dari para pendahulu yang menjadi mentor bagaimana membawa FEB Unisma sehingga berkembang dan mendapatkan prestasi sedemikian rupa.
Berbagai program strategis dalam upaya mengembangkan Unisma lebih maju lagi selaras dengan milestone Unisma yang mendukung menuju world class university (WCU) terus dilakukan.
Maka, pengembangan program Tri Dharma Perguruan Tinggi akan dikembangkan, termasuk juga memperkuat kerja sama dan sinergitas antar lembaga di dalam maupun luar negeri.
Setelah meraih akreditasi FIBBA Jerman, FEB Unisma terus berkembang dengan berupaya meraih akreditasi yang lebih tinggi lagi dari AACSB agar semakin diakui dunia internasional.
"Meraih akreditasi AACSB, pengakuan dunia internasional ini menjadi sangat penting karena ini menjadi suatu keharusan mengingat bahwa keunggulan suatu universitas harus didukung oleh keunggulan program studi yang ada," katanya.
Milestone entrepreneur university didukung dengan terus mengembangkan kemitraan dengan berbagai industri luar negeri. Sehingga, hal ini akan memudahkan para dosen maupun para mahasiswa dalam memperoleh pengalaman maupun mempelajari mempelajari bagaimana bisnis UMKM di beberapa negara-negara.
"Kami menggandeng dunia industri termasuk peranan lembaga regulator yang nantinya akan mendukung bagaimana tentang permodalan dan berbagai hal lain. Kemudian, kami juga kemarin bekerja sama dengan perusahaan fintech yang sudah go international," katanya.
Hal-hal strategis inilah yang kemudian menjadi pijakan kepada mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang entrepreneur. Pihaknya menyadari bahwa Indonesia masih lemah dalam hal entrepreneur dengan persentase di bawah 4 persen.
Patokan pada negara maju entrepreneur ini di atas 4 persen. Maka, di sini terdapat sebuah hal yang perlu ada perbaikan, khususnya di lingkungan pendidikan.
Maka dari itu, semua perangkat, semua kurikulum, dan mindset harus dibangun, termasuk mahasiswa harus didorong dan diajak melihat bisnis di beberapa negara agar mereka tahu geliat bisnis UMKM di negara luar. Kurikulum ini sangat mendukung bagaimana menjabarkan lulusan-lulusan FEB Unisma yang kompeten.
Baca Juga : Klarifikasi SMPN 126 Jakarta Soal Video Remaja Makan Darah Palestina
"Ada beberapa pemahaman yang berbeda antara 1 negara dengan negara lain. Maka kita berharap dengan menjadi entrepreneur, akan menjadikan UMKM naik kelas melalui kurikulum," katanya.
Wakil Rektor II Unisma KH Noor Shodiq Askandar SE MM mengatakan, usia ke-43 tentunya dilalui dengan perjalanan panjang dan penuh makna. Kejujuran, keikhlasan dan kerukunan menjadi satu modal penting dalam perkembangan FEB Unisma.
"Tentu ini patut disyukuri atas nikmat Allah bahwa kita bisa menyaksikan umur FEB Unisma yang ke 43 dengan berbagai perkembangan positif," katanya.
Untuk itu, pihaknya berharap ke depan FEB Unisma semakin berkembang lebih maju dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan mampu mendorong Unisma menjadi kampus bereputasi internasional.
"Kami sangat bangga dengan FEB, diman fakultas ini menjadi salah satu fakultas tang terus gencar melaksanakan berbagai kegiatan positif dan terus memberikan yang terbaik bagi Unisma, Indonesia maupun dunia," pungkasnya.