JATIMTIMES - Kemeriahan kirab Bedhol Pusaka dan pawai lentera di Kota Blitar benar-benar menghidupkan semangat nasionalisme warga pada malam peringatan Hari Lahirnya Pancasila. Dimulai dari Istana Gebang, rumah masa kecil Bung Karno, prosesi yang penuh haru ini membawa pusaka lambang Pancasila, bendera merah putih dan teks UUD 1945 melewati jalan-jalan utama kota.
Para pembawa pusaka, dengan wajah yang mencerminkan kebanggaan dan penghormatan kepada sang penggali nilai-nilai Pancasila, memulai perjalanan dari tempat bersejarah ini. Istana Gebang, yang menjadi titik awal kirab adalah saksi bisu dari masa kecil Bung Karno, tempat di mana sang proklamator pernah menghabiskan waktu dan mengembangkan pemikiran-pemikiran besar yang kemudian menjadi dasar negara kita. Suasana haru terasa begitu kental saat para pembawa pusaka memulai langkah mereka, membawa simbol-simbol yang begitu sakral bagi bangsa ini.
Baca Juga : Graha Bangunan Gelar Spesial Event Alat Pertukangan RYU: Diskon dan Promo Menarik Akhir Pekan Ini
Para peserta kirab, yang berasal dari berbagai instansi seperti OPD, sekolah, perguruan tinggi, serta organisasi masyarakat, turut menyemarakkan acara dengan semangat yang menggelora. Mereka mengenakan atribut bertemakan Pancasila, menciptakan pemandangan yang penuh warna dan makna. Setiap peserta seolah menegaskan kembali pentingnya ideologi bangsa ini, membawa pesan-pesan moral yang mendalam melalui pakaian dan aksesoris yang mereka kenakan.
Di sepanjang rute kirab, ribuan warga Kota Blitar tumpah ruah, memadati setiap sudut jalan dengan antusiasme tinggi. Kota Blitar malam itu tampak terang benderang oleh sinar lentera yang dibawa dalam pawai. Sinar tersebut seolah melambangkan pancaran nilai-nilai Pancasila yang mempesona di bumi Bung Karno. Gemerlap lentera menyinari malam, menciptakan pemandangan yang begitu memukau dan mengharukan.
Kemeriahan kirab ini tidak hanya dirasakan oleh para peserta, tetapi juga oleh masyarakat yang menyaksikan. Anak-anak hingga orang dewasa tampak bersemangat, menikmati setiap momen yang disuguhkan. Mereka membawa keluarga, mengabadikan setiap momen dengan kamera ponsel, dan bersorak-sorai saat iring-iringan kirab melintas.
Seorang penonton, Wati (45), mengungkapkan kebanggaannya. "Saya sangat terharu melihat semangat warga Kota Blitar. Kirab ini tidak hanya meriah, tapi juga sarat dengan nilai-nilai kebangsaan. Semoga tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi kebanggaan kita semua,” ucap Wati.
Kemeriahan yang tercipta malam itu membuktikan bahwa warga Kota Blitar memiliki kecintaan yang mendalam terhadap Pancasila dan Bung Karno. Tradisi Grebeg Pancasila menjadi wadah bagi mereka untuk mengekspresikan rasa bangga dan hormat terhadap sejarah serta nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh proklamator kemerdekaan Indonesia.
Sementara lentera-lentera berpendar di kegelapan malam, mereka membawa pesan bahwa nilai-nilai Pancasila akan terus bersinar, menerangi perjalanan bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Semangat dan antusiasme warga Kota Blitar menjadi bukti bahwa warisan budaya ini akan terus hidup dan berkembang, diwariskan kepada generasi mendatang sebagai bagian dari identitas bangsa.
Acara ini diharapkan dapat terus menjadi pengingat bagi seluruh rakyat Indonesia akan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pemersatu bangsa. Kemeriahan dan semangat yang terpancar di Kota Blitar malam itu menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan dijunjung tinggi, menciptakan harapan bagi masa depan yang lebih harmonis dan sejahtera.
Ya, itulah potret peringatan Hari Lahirnya Pancasila tahun ini disambut penuh antusias oleh warga Kota Blitar. Pada malam Hari Lahirnya Pancasila, tradisi Grebeg Pancasila dan Pawai Lentera kembali digelar dengan antusiasme tinggi untuk menyambut tanggal 1 Juni. Perayaan ini juga bertepatan dengan Bulan Bung Karno, yang rutin diperingati setiap bulan Juni di Kota Blitar.
Rangkaian acara dibuka dengan Bedhol Pusaka dan pawai lentera pada Jumat malam, 31 Mei 2024. Warga kota telah menanti-nanti agenda ini dengan penuh semangat. Ribuan warga memadati ruas-ruas jalan utama Kota Blitar, seperti Jalan Sultan Agung depan Istana Gebang, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Merdeka.
Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan Tegaskan Dukung Govtech Indonesia ke Presiden Jokowi
Pawai Bedhol Pusaka dimulai dari Istana Gebang dan berakhir di Kantor Wali Kota Blitar. Sesampainya di kantor wali kota, pusaka tersebut diserahkan kepada Wali Kota Blitar, Santoso, dan disimpan semalam suntuk dengan diiringi prosesi tirakatan dan macapatan. Esok paginya, pusaka dikirab menuju Alun-alun Kota Blitar dalam prosesi Upacara Grebeg Pancasila, diiringi oleh gunungan lima.
Setelah upacara di Alun-alun, pusaka dan gunungan lima dikirab menuju Makam Bung Karno sebagai bagian dari prosesi penutup yang diakhiri dengan kenduri Pancasila. Warga Kota Blitar yang memadati jalan-jalan kota tampak menikmati setiap momen dari rangkaian acara Kirab Bedhol Pusaka dan Pawai Lentera tersebut. Banyak dari mereka yang merasa rindu akan kemeriahan Grebeg Pancasila yang sudah menjadi tradisi tahunan di kota ini. Pawai lentera yang menghiasi malam dengan cahaya indahnya menambah semarak suasana.
Prosesi ini tidak hanya menjadi simbol kebanggaan, tetapi juga sebagai upaya mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan di antara warga. Kenduri Pancasila yang menjadi penutup acara di Makam Bung Karno diharapkan dapat menjadi pengingat bagi seluruh rakyat Indonesia akan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pemersatu bangsa.
"Melalui Grebeg Pancasila ini, kita tidak hanya merayakan Hari Lahirnya Pancasila, tetapi juga memperkokoh semangat kebangsaan dan persatuan. Semoga acara ini terus menjadi tradisi yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih kepada seluruh warga Kota Blitar atas partisipasi dan antusiasmenya. Mari kita jaga dan lestarikan warisan budaya ini untuk generasi mendatang," ujar Wali Kota Blitar Santoso.
Sejarah Hari Lahirnya Pancasila tidak bisa dilepaskan dari perjuangan rakyat Kota Blitar. Gagasan peringatan ini merupakan ide dari tokoh, seniman, dan budayawan Kota Blitar untuk mengenang Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia dengan Bung Karno sebagai tokoh penggagasnya. Tahun ini merupakan tahun ke-23 Grebeg Pancasila digelar di Kota Blitar sejak pertama kali diadakan pada 2001. Wali Kota Santoso pun menegaskan pentingnya Grebeg Pancasila bagi Indonesia.
“Grebeg Pancasila itu lahir dari Kota Blitar untuk Indonesia. Gagasan 1 Juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila itu berawal dari Istana Gebang ini. Tepat tanggal 24 Juni 2014 diapresiasi pemerintah pusat pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi. Presiden kemudian menetapkan Perpres tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila,” jelasnya.
Dengan semangat dan antusiasme yang tinggi dari warga Kota Blitar, peringatan Hari Lahirnya Pancasila tahun ini menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai Pancasila masih sangat relevan dan dijunjung tinggi oleh masyarakat. Antusiasme yang ditunjukkan oleh warga, dari anak-anak hingga orang dewasa, memperlihatkan bahwa semangat kebangsaan dan rasa cinta terhadap ideologi negara tetap membara.