JATIMTIMES - Gerakan "All Eyes on Rafah" terus menggema di sejumlah media sosial, terutama di Instagram.
Gerakan tersebut digemakan netizen dengan membagikan stiker dan foto AI bertuliskan "All Eyes on Rafah" melalui Instagram Story.
Baca Juga : Tukang Ojek Bromo yang Viral Usai Pasang Tarif Rp 400 Ribu Akhirnya Muncul ke Publik
Slogan tersebut digunakan sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina, yang baru-baru saja diserang kembali oleh Israel.
Serangan itu dilakukan Israel pada (26/5/2024) lalu. Dari situlah publik mulai menyebar luaskan gambar All Eyes on Rafah.
Pembuat Foto AI 'All Eyes on Rafah'
Template tersebut dibuat oleh pengguna Instagram dengan akun @shahv4012. Pada gambar tersebut, tampak banyak tenda berbaris dengan rapi.
Tenda-tenda itu terlihat bersih dan diambil dari jarak ketinggian yang jauh. Lalu ada tulisan 'All Eyes on Rafah'.
Ia juga menyematkan fitur Instagram 'Add Yours' yang memungkinkan pengguna membagikan foto buatan AI itu dengan lebih mudah. Cukup sekali klik, pengguna bisa turut menyebarkannya ke Instagram Story masing-masing.
Pemicu Debat Foto 'All Eyes on Rafah' Buatan AI
Yang menjadi perdebatan adalah foto buatan AI itu dinilai tak merepresentasikan kondisi sebenarnya di Rafah. Tak ada tenda-tenda bersih yang tersusun rapi di Rafah saat ini.
Menurut gambar satelit, tenda-tenda di kamp pengungsian Rafah sudah habis dibombardir pasukan Israel. Kondisi nyata di Rafah jauh lebih tragis ketimbang yang terlihat pada foto AI yang terkesan dipoles gila-gilaan.
Salah satu akun X @bluepashminas, menyorot soal banyaknya konten-konten video/foto asli yang diambil langsung oleh warga Palestina dan para jurnalis, namun tak jadi viral seperti foto buatan AI.
Padahal faktanya, warga Palestina dan para jurnalis mengambil langsung foto/video di lapangan dengan susah payah sembari dihadang risiko tewas diterjang serangan Israel. Hal ini membuat banyak netizen merasa miris dan ironis.
Terlebih, foto 'All Eyes on Rafah' buatan AI itu tak menjelaskan apa-apa. Tak ada data terkait jumlah korban meninggal, tak ada opini untuk membakar dukungan ke Palestina, dan tak ada fakta aktual yang dibeberkan.
Baca Juga : Banner "Apapun Partainya Tetap Abah Sanusi Bupatinya' Bermunculan, Petahana Pesimis Dapat Rekom PDIP?
Hal ini mengingatkan dengan gerakan media sosial 'Black Lives Matter', ketika banyak netizen yang tiba-tiba membagikan foto hitam dengan hashtag #BlackLivesMatter'.
Meski dibagikan dengan niat solidaritas, tetapi banyaknya konten-konten tak berisi akan menutupi informasi-informasi krusial dan terbaru terkait situasi sebenarnya.
Asal Mula Slogan 'All Eyes on Rafah'
Dikutip dari Forbes, slogan 'All Eyes on Rafah' diduga berasal dari omongan Rick Peeperkorn, Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berkantor di teritori Palestina.
Pada Februari lalu, ia mengatakan "All eyes on Rafah", beberapa hari setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahi memerintahkan rencana evakuasi di Rafah.
Netanyahu kala itu menyebut Rafah merupakan satu-satunya area yang masih menjadi kekuatan grup militan Hamas.
Seruan 'All Eyes on Rafah' mengaak masyarakat dunia agar tak acuh terhadap genosida yang terjadi di Gaza. Seluruh dunia diminta benar-benar mengamati dan memantau perkembangan di Rafah.
Selanjutnya, berbagai organisasi dan kelompok negosiasi seperti Save the Children, Oxfam, American for Justice in Palestine Action, Jewish Voice for Peace, dan Palestine Solidarity Campaign mengulangi seruan 'All Eyes on Rafah' hingga jadi viral dan memancing gerakan yang lebih besar.
Salah satu video yang populer di TikTok datang dari penyanyi pop berdarah Amerika-Palestina, Zach Matari. Ia mengunggah slogan tersebut di akun TikTok-nya dan menghimpun jutaan view.