JATIMTIMES - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) mencatat desa-desa di Indonesia masih belum 100 persen memiliki badan usaha milik desa (BUMDes) sebagai lembaga pengembangan ekonomi desa.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Kementerian Desa PDTT Harlina Sulistyorini menyampaikan, di Indonesia tercatat ada lebih dari 75 ribu desa.
"Desa kita di angka sekitar 75 ribu dan sekarang BUMDes yang sudah terbentuk sudah di angka 60 ribu sampai 65 ribu desa," ungkap Harlina di sela-sela panen raya kooi di Desa Bangelan, Wonosari, Kabupaten Malang, Kamis (23/5/2024).
Menurut Harlina, meskipun masih belum mencapai 100 persen atau seluruh desa di Indonesia memiliki BUMDes sebagai lembaga pengelola dan penopang perekonomian desa, persentasenya sudah cukup besar. "Artinya ini (jumlah BUMDes) sudah cukup besar untuk persentasenya," kata Harlina.
Namun, Harlina menekankan bahwa Kementerian Desa PDTT tidak hanya ingin fokus pada jumlahnya saja. Tetapi juga mendorong agar masing-masing BUMDes dapat menunjukkan kualitas terbaiknya dalam mengelola perekonomian dari berbagai macam potensi yang ada di desa.
"Kita kan tidak hanya menginginkan jumlahnya saja yang besar, tetapi kualitasnya juga harus bagus. Jadi, disiapkan agar BUMDes itu selain berbadan hukum juga bisa mengembangkan dirinya," terang Harlina.
Disinggung mengenai upaya dari Kementerian Desa PDTT dalam menciptakan BUMDes yang banyak dan berkualitas, pihaknya telah melakukan berbagai macam kegiatan. Salah satunya berupa bimbingan teknis terhadap perangkat desa.
Selain itu, Kementerian Desa PDTT melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendorong agar masing-masing BUMDes di Indonesia dapat berkembang dan berkualitas. "Tentu penguatan sumber daya manusia melalui bimtek, kita melakukan kerja sama dengan pihak-pihak lain," ujar Harlina.
Menurut dia, jalinan kerja sama yang sangat masif dilakukan oleh Kementerian Desa PDTT ini yakni dengan badan usaha milik negara (BUMN) Bank Rakyat Indonesia atau BRI.
"Kita bekerja sama dengan BRI. KIta mengembangkan desa-desa dengan potensinya masing-masing. Sudah ada 3.000 desa yang terlibat itu secara nasional dan sudah berjalan 4 tahunan," kata Harlina.
Nantinya, untuk desa yang terlibat dalam program Desa Brilian akan didampingi BRI mulai dari hulu sampai ke hilir. Yakni mulai dari penguatam sumber daya manusia, penguatan usaha, mekanisme pemasaran dan lain-lain. Hal itu sudah dirasakan oleh Desa Bangelan yang telah menjadi Desa Brilian.
"Tidak hanya BRI. Kita juga bekerja sama dengan PT Astra Internasional untuk desa ekspor. Itu nanti mau ekspor kita akan jajaki siapa yang bisa mendampingi untuk ekspor," pungkas Harlina.