JATIMTIMES - Kontes pageant saat ini banyak digelar di berbagai daerah. Para generasi muda pun banyak yang tertarik mengikuti kontes pageant. Berbagai bekal harus juga harus dipersiapkan. Salah satu bekal yang penting untuk dipersiapkan adalah terkait penguasaan bahasa asing.
Hal ini disampaikan dosen Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang Whida Rositama.
Dosen Sastra Inggris multitalenta ini menjelaskan, bahwa kemampuan dan penguasaan bahasa asing menjadi sangat penting. Sebab, bahasa menjadi salah satu hal yang memang penting dan menjadi penilaian dalam banyak konten pageant.
Baca Juga : Tolak Revisi RUU Penyiaran, Insan Pers dan Seniman Banyuwangi Gelar Aksi di Gedung DPRD Banyuwangi
"Ketika para peserta mengikuti kontes, make sure harus benar-benar menguasai bahasa asing tersebut," kata wanita yang akrab disapa Miss Whida ini.
Bilamana masih ragu dalam penggunaan bahasa asing, ataupun merasa kemampuan belum cukup, maka peserta dianjurkan memakai bahasa Indonesia dan tidak memaksakan diri menggunakan bahasa asing.
"Mungkin khawatir nervous, maka gunakan bahasa Indonesia agar lebih aman," katanya.
Dalam penguasaan bahasa asing sendiri, meskipun bahasa asing selain bahasa Inggris juga menjadi nilai plus. Namun Whida lebih menyarankan agar para peserta yang ingin mengikuti kontes pageant untuk menguasai bahasa Inggris.
"Cuma kalau misalnya kontes Putri Hijab bisa bahasa Arab, tetapi kadang tidak semua juri menguasai bahasa Arab dan lebih akrab dengan bahasa Inggris. Tapi kembali lagi, bahwa peserta harus benar-benar menguasai," paparnya.
Seperti dalam pemilihan Putri Hijab Jawa Timur 2024 belum lama ini, dimana Miss Whida menjadi juri, terdapat beberapa peserta yang salah dalam menggunakan diksi saat berkomunikasi dan dalam presentasi.
Baca Juga : Festival Rujak Uleg 2024, Wujud Kebersamaan dan Kekeluargaan Warga Membangun Surabaya
Menurutnya rasa nervous yang muncul dari para peserta ketika di atas panggung, tak dipungkiri menjadi salah satu faktor peserta salah dalam penggunaan diksi.
"Memang ketika diatas panggung bisa saja mereka nervous, maka harus lebih berlatih lagi dalam penguasaan bahasa, agar salah-salah penggunaan kata bisa dihindari," paparnya.