JATIMTIMES - Jurusan Sastra, masih diminati dari para siswa yang melanjutkan studi di perguruan tinggi. Seperti halnya di Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang. Salah satu faktor yang menjadi pengaruh adalah prospek kerja yang cukup menjanjikan.
Untuk itu, memberikan wawasan atau gambaran jelas prospek karir Sarjana Sastra, Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang menyelenggarakan sebuah Workshop yang mengulas prospek karir Sarjana Sastra belum lama ini. Bertajuk "Sarjana Sastra Mau Jadi Apa ?", workshop itu menghadirkan pemateri berkompeten dalam bidangnya.
Baca Juga : Hasil Tracer Study Fakultas Humaniora UIN Malang: 53,4 Persen Alumni Terserap Dunia Kerja
Hadir penulis dan sastrawan, Mim Yudiarto, serta Komisaris Utama PT Jawakarta Afkana Properti, Roli Maulidiansyah SS yang merupakan alumni Fakultas Humaniora. Selain itu, ada pula dosen bertalenta dari Fakultas Humaniora, Whida Rositama yang juga menjadi pemateri. Para pemateri berbagi pengetahuan tentang keterampilan dasar entrepreneurship, seperti perencanaan bisnis, manajemen keuangan, pemasaran, dan manajemen risiko, termasuk juga bagaimana mengembangkan usaha sendiri di masa depan atau berkontribusi pada bisnis keluarga atau perusahaan.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Fakultas Humaniora, Dr Galuh Nur Rohmah MPd, menyampaikan, bahwa melalui workshop ini menjadi komitmen Fakultas Humaniora dalam menyambut tantangan kedepan.
Selain itu, dalam workshop ini juga memberikan penguatan kepada para mahasiswa tentang entrepreneurship. Momen ini juga memberikan insight bagi mahasiswa untuk menjajagi kemungkinan baru dalam dunia wirausaha.
"Dengan memiliki jiwa entrepreneurship, maka mahasiswa akan lebih siap menghadapi tantangan ini dengan kreativitas, inovasi, dan ketangguhan mental," jelasnya.
Whida Rositama, dalam paparannya menyampaikan, bahwa mahasiswa bisa mendapatkan gambaran bahwa Sarjana Sastra mempunyai prospek yang bagus meskipun menjadi sastrawan. Selain itu, dalam workshop juga dipaparkan materi kepada para mahasiswa tentang non sastra.
"Selain Sastra juga non Sastra, jadi balance. Saya menyampaikan tentang bisnis plan, bagaimana anak-anak bisa memulai bisnis dengan ide yang sederhana. Dengan bisnis plan, tentunya usaha yang dijalankan akan lebih terarah, " paparnya.
Terkait prospek kerja Sarjana Sastra sendiri, tentunya beragam. Mulai dari editor, bahwa Sarjana Sastra tentunya menguasai tata bahasa. Sehingga dengan kemampuan itu akan memudahkan mereka untuk melakukan sunting sebuah naskah. Mereka dapat berkarir pada sebuah kantor berita ataupun penerbit dan juga berbagai instansi yang berkaitan dengan sastra.
Baca Juga : Dilema "Fake Productivity" di Kalangan Dosen
Berikutnya adalah profesi penulis. Peluang kerja Sarjana Sastra sebagai penulis sangatlah besar. Terlebih karya sastra puisi, cerpen ataupun novel yang memang banyak digemari. Selain penulis sebuah karya, Sarjana Sastra juga berpeluang untuk menjadi penulis naskah film ataupun scirpt writer.
Selain itu, Sarjana Sastra dapat juga menjadi seorang pengajar kepada para siswa. Tentu dengan bekal dan pengalaman ini, lulusan Sarjana Sastra dapat memberikan keilmuan yang relevan.
Selanjutnya ada profesi Leksikografer. Meski sangat cocok dengan Sarjana Sastra, namun profesi ini jarang diketahui. Profesi ini berkaitan tentang penyusunan kamus. Tugas seorang Leksinografer adalah penulisan, perancangan, kompilasi, editing hingga evaluasi.
Menjadi seorang jurnalis juga menjadi salah satu prospek kerja Sarjana Sastra. Seperti diketahui, bahwa seorang jurnalis bertugas melakukan peliputan berita dan mengabarkan melalui masing-masing media. Selain itu, prospek menjadi jurnalis juga memiliki kenaikan berjenjang, menjadi editor atau redaktur hingga pimpinan redaksi.