JATIMTIMES - Baru-baru ini nama perumahan Lembah Halimun, di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi yang dijuluki sebagai kota mati kembali menjadi sorotan. Hal ini terjadi setelah banyaknya konten kreator yang mengulas lagi tentang perumahan bergaya Eropa tersebut.
Salah satu konten kreator YouTube Stefano Sanjaya pun berkesempatan menunjukkan satu-satunya penghuni Lembah Halimun tersebut. Rupanya penghuni yang tinggal di perumahan mewah terbengkalai itu adalah Mr. Ronny, warga Indonesia yang lama tinggal di Belanda.
Baca Juga : Menggali Jejak Sejarah: Pangeran Puger dan Asal-Usul Gelar Kebangsawanan dari Kerajaan Sadeng
Tak sendiri, Ronny ternyata tinggal bersama keluarganya, termasuk istrinya Mrs Garin, perempuan asli Belanda. Beberapa anaknya juga ikut tinggal bersamanya di "Kota Mati" tersebut.
Tak seperti yang santer dibicarakan banyak orang, Ronny mengklaim jika dirinya maupun keluarga tak pernah mendapatkan gangguan mistis di kawasan rumahnya.
"Tidak ada pengalaman menyeramkan saat tinggal di sini," kata Ronny dikutip YouTube Stefano Sanjaya, Selasa (7/5).
Ronny pun mengaku awalnya saat tinggal di perumahan itu, tidak ada listrik, air hingga internet. Lantas setelah satu tahun tinggal di sana, ia mengaku menghubungi sendiri pihak-pihak terkait agar rumahnya dijangkau listrik, air dan internet.
"Nggak ada tetangga, nggak ada siapa-siapa, tadinya rumah rusak, lalu dibenerin hingga layak huni seperti sekarang," ujarnya.
Ronny pun mengaku awalnya tinggal di kawasan Baros, Sukabumi. Namun lama-kelamaan ia merasa kawasan tersebut semakin berisik dan ramai, sehingga membuatnya tak nyaman.
"Saya pindah kesini sekitar tahun 2019," ungkap Ronny.
Dalam video itu, tampak jalanan di perumahan Lembah Halimun itu rusak parah. Beberapa rumah yang kosong dalam perumahan itu, berdampingan dengan persawahan warga yang ditanami cabe.
Bahkan beberapa jalan setapak tampak dipenuhi dengan rumput yang menjulang tinggi. Terlihat jelas jika jalanan tersebut jarang dilintasi oleh orang. Sebagian rumah juga tampak tertutup oleh rumput-rumput yang tinggi.
Beberapa bangunan di Lembah Halimun, Sukabumi. (Foto: YouTube)
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Lembah Halimun dikenal sebagai kota mati. Hal ini terjadi lantaran para pemilik rumah telah meninggalkan kawasan perumahan tersebut.
Padahal sebenarnya, kawasan Pondok Halimun Selabintana, Sukabumi, Jawa Barat tersebut masih sejuk dan asri. Perumahan itu juga dikelilingi perkebunan teh dan sayuran. Bahkan perumahan tersebut dekat dengan Gunung Pangrango, sehingga tak heran jika kabutnya cukup tebal dan cuaca dingin.
Baca Juga : Pilkada Kota Blitar, Yasin Hermanto Tunggu Petunjuk Cak Imin
Di bagian gerbang depan perumahan juga cukup unik, mirip seperti kastil. Sedangkan bangunan perumahan dalamnya bergaya Eropa. Tampak dari jendelanya yang besar dan tinggi. Tak hanya itu, hampir setiap rumah juga memiliki cerobong asap.
Pembangunan Pondok Halimun ini dimulai sejak 1998 sampai tahun 2000. Pada saat itu, banyak unit yang terjual dan juga banyak keluarga yang tinggal di sana. Tapi lama-kelamaan para pemilik ini meninggalkan rumah-rumah tersebut dengan alasan tertentu.
Pada akhirnya, bangunan-bangunan yang terbengkalai ini membuat perumahan ini menjadi mistis. Pasalnya tampak beberapa bangunan telah berlumut dan dipenuhi dengan rumput.
Melansir YouTube Umban Adi Jaya, perumahan tersebut masih dijaga oleh security. Bahkan disebutkan juga ada satu keluarga yang masih tinggal di dalam perumahan tersebut. "Jadi tadi kata petugasnya ya, yang tinggal di sini cuma satu keluarga," ungkap pengunggah YouTube Umban Adi Jaya.
Unggahan akun TikTok @/doktorhercho itu pun menuai beragam respons dari warganet. Banyak warganet yang menyebut memang perumahan itu diperuntukkan sebagai villa. Dan alasan ditinggalkan pemilik rumah diduga lantaran akses yang cukup jauh dari manapun.
"Jdi bukan di tinggalkan, perumahan itu memang untuk villa bukan untuk tinggal,tpi untuk di sewa kbanyakan pemiliknya dari luar kota. kl libur atau lebaran perumahan ini ramai krn banyak yg sewa villa," @fuzakampunging****.
"(Kenapa ditinggalkan) krn jauh dari mana mana, terus jugaa emang termasuk dataran tinggi, jadi posisi nya di atas gitu. dingin banget, mana serem," @recv***.
"tempatnya jauh dari mana2, emang cocoknya buat jadi vila aja," @taupikjm***.
"akses susah jadi kudu ada mobil. cocok utk villa tempat berlibur," @I**.