JATIMTIMES - Akhir pekan, warga di wilayah Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung merasakan suasana mencekam. Jelang tengah malam, iring-iringan ratusan sepeda motor menuju wilayah kecamatan di Tulungagung yang berbatasan langsung dengan Trenggalek ini.
Rupanya, ratusan pemotor yang didominasi para remaja ini berasal dari salah satu perguruan pencak silat. Petugas Polres Tulungagung pun segera bertindak dengan cara menghalau para pemotor untuk kembali ke wilayahnya masing-masing.
Baca Juga : 5 Mei, Sebagian Besar Wilayah Jatim Cerah, Hanya Ada Hujan Lokal di Batu
"Awal mulanya, ada warga di Desa Sebalor menggelar hajatan," kata Kapolsek Bandung, AKP Anwari, Minggu (5/5/2024).
Karena hajatan, pemilik rumah mengundang teman-temannya datang untuk turut memeriahkan. "Seperti biasa, pemilik rumah yang kerjanya di luar Jawa ini mengundang teman-temannya dalam hajatan itu," ucapnya.
Ada sekitar hampir 50-an orang teman pemilik rumah dihajatan datang. "Di tengah hajatan, ada yang resek karena diduga terpengaruh minuman keras. Oleh karena itu, salah satu keluarga lain menegur. Namun, karena yang menegur ini juga diduga mabuk maka terjadi salah paham," ungkapnya.
Kesalahpahaman ini berusaha dilerai, namun karena ada fanatisme terkait organisasi pencak silat maka situasi menjadi panas. "Kami mendapat kabar dari warga, maka anggota kami sigap menuju ke lokasi untuk melerai," bebernya.
Di Desa Sebalor, menurut Anwari, tidak imbang anggota perguruan yang saat itu terjadi gesekan. Mayoritas warga di Sebalor menurutnya merupakan anggota perguruan A dan hanya ada 3 orang menjadi anggota perguruan B.
"Salah paham ini karena tamu yang diundang adalah dari perguruan yang di sana anggotanya hanya 3 orang," imbuhnya.
Karena solidaritas yang tinggi, perguruan A yang jumlah anggotanya banyak ini keluar rumah untuk mengepung tamu undangan yang dianggap membuat ulah ini. "Jumlahnya tidak imbang, sehingga sempat terjadi insiden kecil di luar tempat hajatan itu," terangnya.
Baca Juga : Viral, Bu Nyai Pesantren di Jember Curhat ke Deni Sumargo, Sebut Suaminya Penyuka Sejenis
Kehadiran polisi, rupanya dapat mencegah konfrontasi dua kelompok ini membesar. Sejumlah anggota perguruan B yang dikepung berhasil dievakusi dan diselamatkan dari lokasi.
"Tidak sampai ada korban jiwa atau kondisi luka-luka yang masuk ke rumah sakit. Semua dapat kita selamatkan dan kita redam masalahnya," jelasnya.
Namun, karena penyebaran informasi melalui media sosial begitu cepat, solidaritas perguruan A yang kuat, memantik sejumlah anggota dari luar daerah berusaha datang.
"Karena sudah dievakuasi dan kejadian telah kita redam, mungkin dari berbagai wilayah mendengar adanya informasi ini datang sebagai aksi solidaritas perguruan. Namun, atas kesigapan anggota semua dapat dihalau untuk putar balik dan kembali ke wilayahnya masing-masing," tutup mantan orang nomor satu di jajaran Humas Polres Tulungagung ini.