JATIMTIMES - Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2024, Pemerintah Kabupaten Ngawi menggelar upacara bendera di Alun-Alun Ngawi. Bertindak sebagai pembina upacara, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono.
Pada upacara kali ini para peserta hingga pembina upacara, serta para tamu undangan tampak tampil berbeda. Tak lain dengan gaya penampilan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah yang ada di Indonesia.
Baca Juga : Daftar Tarif Tol Trans Jawa Selama Mudik Lebaran 2024
Hal itu mencerminkan keberagaman daerah untuk memberikan penghargaan dan kelembagaan budaya Indonesia. Dengan mengenakan baju adat, semakin menumbuhkan rasa nasionalisme para peserta upacara.
Usai menjadi pembina upacara, kepada awak media, Ony Anwar Harsono menyampaikan, dengan tema peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2024 yaitu "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar", Kabupaten Ngawi terus optimistis meningkatkan kapasitas dan kapabilitas guru penggerak. Sebab, Merdeka Belajar dimotori oleh para guru penggerak.
Sejauh ini di Kabupaten Ngawi telah menetapkan guru penggerak sebelum menginjak usia 50 tahun. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Pendidikan berusaha mengoptimalkan semua guru bisa menjadi guru penggerak, sehingga bisa terjadi regenerasi jabatan kepala sekolah dengan baik.
"Ada sudah banyak, kurang lebih sekitar 180 guru penggerak. Harapannya semua kepala sekolah itu guru penggerak supaya untuk profil Pancasila bisa dilaksanakan secara optimal. Yang penting ruh dari merdeka belajar itu bisa dijalankan," terang Ony Anwar Harsono kepada awak media.
Lebih lanjut bupati Ngawi juga menegaskan dengan pelaksanaan lima hari belajar di sekolah yang kini sudah diterapkan, setidaknya bisa lebih optimal dan baik dalam menjalankan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Baca Juga : Viral, Jatim Dilanda Gelombang Panas Awal Mei 2024, Benarkah?
"Peserta didik bisa lebih mendapatkan pendidikan karakter, mulai olahraga, ketrampilan, seni dan budaya. Ini membuat anak didik bisa memilih pada minat dan bakat untuk dikembangkan secara optimal. Hal itu juga bisa mereduksi ketergantungan pada gadget atau handphone," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi Sumarsono menjelaskan sejauh ini kekurangan tenaga pengajar masih terjadi lantaran purna tugas yang hampir setiap tahun mencapai 300 hingga 350 guru. Selain adanya perubahan status dari guru pengajar menjadi kepala sekolah, pensiun dini hingga meninggal dunia.
"Kekurangan tahun ini sekitar 380 guru pengajar. Mudah-mudahan tahun ini ada lagi formasi penerimaan guru dan tinggal persetujuan dari menteri pemberdayaan aparatur negara," jelas Sumarsono.