free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

KH Muslim Ikrom Ingatkan Bahaya Zaman Modern, Jangan Sampai Quran Makin Terlupakan

Penulis : Muhammad Choirul Anwar - Editor : Nurlayla Ratri

28 - Apr - 2024, 16:52

Placeholder
Pengasuh Pondok Pesantren Da'watul Khoirot, Krengih, Rembang, Kabupaten Pasuruan, KH Ahmad Muslim Ikrom.

JATIMTIMES - Pengasuh Pondok Pesantren Da'watul Khoirot, Krengih, Rembang, Kabupaten Pasuruan, KH Ahmad Muslim Ikrom, mengingatkan bahaya yang mengintai manusia hidup di zaman modern. Ia mengungkapkan, banyak hal di zaman modern yang membuat Al-Quran makin terlupakan.

KH Muslim, sapaan akrabnya, menyatakan zaman modern begitu membahayakan seolah menjadi lintasan yang penuh gangguan iman. Hal ini disampaikan ketika memberikan kajian di sela acara halalbihalal warga Dukuh Jelidro RT 01 RW 01, Sambikerep, Surabaya, Sabtu (27/4/2024) malam.

Baca Juga : Kabupaten Blitar Nol Desa Tertinggal, Bupati Rini Beri Apresiasi Pendamping Desa

"Apalagi isi dalam medsos. Ugal-ugalan, edan-edanan, ajur. Sampek Al-Quran jarang diwoco (sampek Al-Quran jarang dibaca). Akeh Quran ndek musholah, kulite sampek blawuken, sawangen (banyak Quran di musholah, sampulnya sampai rusak karena lembab dan kusam berdebu)," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia memaparkan fenomena keseharian kehidupan manusia zaman modern. Dikatakannya, manusia modern sejak usia dini bahkan ketika baru bisa melihat, sudah dikenalkan dengan handphone (HP), bukannya diajarkan mengaji Al-Quran. 

"Nek sik cilik senajan tontonane iku mainan, SpongeBob, Upin Ipin (kalau masih kecil biasanya nontonnya game, SpongeBob, Upin Ipin)," urainya.

Ironisnya, fenomena kecanduan HP menurut KH Muslim tak hanya menjangkiti anak-anak. Hal serupa juga banyak terjadi di kehidupan orang dewasa.

"Nek sing rodok gedhe, wis pinter tambah akeh lali nang Quran (kalau sudah agak dewasa, sudah pintar tambah lupa ke Quran). Opo sebab? Tangi turu mbrangkang grayah marani HP, kapene turu nyekel HP, nganggur ndek gardu ndek dalan, mari mangan nyekel HP (Apa sebabnya? Bangun tidur merangkak meraih HP, mau tidur pegang HP, menganggur di gerdu dan jalan pegang HP, setelah makan pegang HP)," bebernya.

Dia lantas menjelaskan pentingnya kembali ke Al-Quran. KH Muslim berkata, sebagai insan, manusia selain para nabi khususnya Rasulullah SAW, itu tidak murni bersifat insaniyah tapi juga ada unsur basyariyah. 

"Nek maknane podo, insaniyah yo sifat bongso menungso, basyariyah yo bongso menungso, tapi lafadz kemawon sampun benten. (Kalau maknanya sama, insaniyah juga sifat bangsa manusia. Basyariyah juga bangsa manusia. Tapi lafadznya saja sudah beda). Yang berarti, arti kandungan yang tersirat di dalam dua kalimat itu berbeda ihtimalnya (kemungkinan/potensinya)," jelasnya.

Karena manusia tidak hanya berunsur insaniyah, tetapi juga tercampur basyariyah, maka manusia selain ada benarnya juga tak lepas dari kesalahan. Maka, lanjutnya, manusia ada yang jujur pada waktu tertentu, namun pada waktu lain bisa jadi tidak jujur, berbohong, berkhianat atau menipu. 

"Basyariyah itu hubungannya lebih pada syahwat, keinginan-keinginan syahwat. Sedangkan syahwat itu dekatnya dengan hawa. Hawa adalah ujung tombak penyerang pertama yang dikirim dan diperintah oleh nafsu. Maka Basyariyah itu kadang-kadang membuat kita terserempet, terjangkit. Kadang-kadang kalau memang ada unsur sengaja membawa kekurangan. Sifat kekurangan itu ada bentuk namanya salah, luput, khilaf, terpeleset, tergelincir dan lain sebagainya," tandasnya.

Baca Juga : Kenakalan Anak Akibat Medsos, Polsek Sendang Beri Penyuluhan ke Orang Tua

Ia lantas mengibaratkan manusia seperti selembar kertas kosong, sembari mengutip QS Thaha Ayat 1-3. KH Muslim menambahkan, insan ini semula bagaikan kertas kosong yang tergeletak di mana saja. Baik di tanah, rak, atau papan yang lain, kertas kosong tetaplah kosong.

"Manusia lahir sampai baligh tidak ada dosa, dalam keadaan kosong. Apapun yang diperbuat tidak tertulis itu dosa atau ganjaran (pahala), nol," ungkapnya.

Dengan kekosongan tersebut, tidak ada kerendahan atau kemuliaan pada manusia. Karena itu, dia berpesan agar jangan bertahan pada kekosongan. Dalam konteks ini, menurutnya Nabi Muhammad SAW diutus Allah untuk menjadi pemandu manusia agar mengisi kekosongan itu. 

"Rasulullah merupakan sekat yang ada di tengah. Maka Rasulullah sebagai petunjuk. Umat dibawa dari kiri ke kanan, pengisian yang pertama dan pokok apa, wahyu. Wahyu itu apa, Al-Quran," tegasnya

Pengasuh Pondok Pesantren Da'watul Khoirot, Krengih, Rembang, Kabupaten Pasuruan, KH Ahmad Muslim Ikrom, bersama warga Dukuh Jelidro, Surabaya.


"Quran itu kebahagiaan. Tidak ada bau kecelakaan. Quran itu bahagia. Artinya manusia itu kalau memakai Al-Quran di dalam menjalani hidupnya, dan kehidupan apapun jika Quran dibuat bekal maka niscaya orang itu bahagia," sambungnya. 

Dikatakannya, kecelakaan hidup yang terjadi baik di dunia maupun akhirat, justru disebabkan karena manusia meninggalkan Al-Quran. KH Muslim menjelaskan, dalam Al-Quran terdapat alkaf, amtsal, hikmah, qasas-qisas, hingga peribahasa-peribahasa yang super tinggi dan tidak bisa dicontoh atau ditiru oleh siapapun.

"Quran diturunkan agar manusia insan yang tadi bagaikan kertas itu terisi. Dan buahnya adalah khasyatullah, takut kepada Allah. Isilah diri kita dengan hal-hal yang buah akhirnya itu khasyatullah, takut kepada Allah," pesannya.


Topik

Agama Pondok Pesantren Da'watul Khoirot KH Ahmad Muslim Ikrom



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Muhammad Choirul Anwar

Editor

Nurlayla Ratri