JATIMTIMES - Dalam kunjungan kerja internasional di Thailand, Rektor Universitas Islam Negeri Malang Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Prof Dr HM Zainuddin MA sempat memberikan kuliah tamu. Rektor yang akrab disapa Prof Zain itu memberi paparan di Institute of Science Innovation and Culture (ISIC) Rajamangala University of Technology Krungthep (RMUTK) di Thailand, Kamis (25/4/2024).
Kegiatan ini juga dalam rangka launching International Interreligious Conference yang akan diselenggarakan di Hatyai Songkhla, Thailand pada 16 Oktober 2024. Rektor UIN Maliki Malang menyampaikan materi kuliah umum yang bertajuk "Inclusive Religious Education towards a Peaceful Society (Indonesia Case)".
Baca Juga : Beda Orang! Ini Lho Profil Pratama Arhan dan Arkhan Fikri yang Ikut Bentengi Timnas Indonesia
Kuliah tamu yang diberikan Rektor asal Bojonegoro ini disambut antusias sivitas akademika RMUTK. Mulai dari dosen, mahasiswa program studi Global Buddhism, Education and Society, serta jajaran pimpinan dan direktur ISIC dari RMUTK.
Prof Zainuddin memaparkan, bahwa pendidikan agama inklusif menjadi sebuah modal yang penting. Pendidikan agama inklusif sebagai fondasi moderasi beragama di Indonesia. Landasan filosofis dari pendidikan inklusif di Indonesia adalah kesatuan dalam keragaman.
Meski begitu, pendidikan agama ini masih belum memiliki kekuatan lebih, sehingga pengaruhnya masih sedikit kalah dengan kekuatan bisnis dan politik. Padahal, sejatinya pendidikan agama ini, juga seperti halnya pendidikan yang lain.
Selain itu, pihaknya juga menyoroti bahwa pendidikan agama inklusif dapat menjadi sarana self-awareness umat. Yakni melalui proses transformasi pengetahuan yang berfokus pada prinsip-prinsip kebukaan, egalitarianisme, dan tidak diskriminatif terhadap golongan manapun.
"Dalam hal ini perlu semangat yang lebih inklusif-multikultural guna mewujudkan dan menciptakan masyarakat yang bermartabat serta menyadari sadar akan kekayaan multikultural yang dimiliki," jelasnya.
Lebih lanjut Prof Zain menjelaskan, bahwa membangun kolaborasi dalam lintas agama menjadi sebuah keniscayaan. Dalam proses menguatkan moderasi beragama, kolaborasi ini jadi bagian dari fondasi strategi moderasi beragama.
Baca Juga : Menang Adu Penalti, Indonesia Lolos Semifinal Piala Asia U-23
"Ini sebagai upaya membangun pluralitas agama dengan semangat pemahaman toleransi dan harmonisasi melalui peran guru sebagai teladan," terangnya.
Sementara itu, jajaran pimpinan lain, seperti Rektor bidang Akademik Prof Dr Hj Umi Sumbullah MAg dan Dr KH Isroqunnajaah, MAg, juga turut berbagi pengalaman tentang isu-isu mutakhir yang akan dibahas dalam konferensi internasional interreligous studies.
Kuliah tamu berjalan dengan antusiasme dari peserta. Banyak pertanyaan dan komentar terkait pendidikan agama inklusif di Indonesia. Pertanyaan dari peserta memberikan trigger positif terkait research collaboration dengan UIN Malang.
"Semoga kolaborasi ini dapat memperkuat nilai-nilai moderasi beragama dan semangat inklusif-multikultural dalam pendidikan, menciptakan masyarakat yang lebih bermartabat dan harmonis di Indonesia," tutup Rektor.