free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Suami Lebih Sering Memberi kepada Keluarga Dibandingkan Istrinya, Bolehkah? 

Penulis : Mutmainah J - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

23 - Apr - 2024, 16:29

Placeholder
Buya Yahya Al-Bahjah. (Foto dari Al Bahjah TV)

JATIMTIMES - Membangun bahtera rumah tangga tidaklah berarti melupakan orangtua dan kerabat. Semua hak ini tetap bisa diberikan, namun perlu juga bagi sang suami untuk memahami skala prioritas sehingga tidak menimbulkan permasalahan di keluarga.

Di sisi lain, seorang istri hendaknya bisa mendukung suaminya untuk melakukan berbagai ketaatan kepada Allah SWT, termasuk berbakti kepada kedua orangtuanya (birrul wâlidain) –terutama ibunya- dan menyambung tali kekerabatan (silaturahim).

Baca Juga : Kronologi Warga Turen Hilang Misterius: Ditemukan Kondisi Lemah Hingga Linglung

Di samping wajib memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya, seorang suami juga wajib untuk membantu menafkahi orangtuanya jika mereka membutuhkan.

Terkadang, suami tidak sadar bahwa prioritasnya telah berubah setelah menikah dan membangun rumah tangga.

Lantas bagaimana hukumnya dalam Islam mengenai suami yang lebih mementingkan orangtua dibandingkan istri dan anaknya? 

Hukum Suami Lebih Mementingkan Ibunya daripada Istrinya

Pendakwah Buya Yahya mengatakan, sebagai istri tidak sepatutnya merasa kesal dengan suami lantaran lebih mementingkan keluarganya. 

“Anda tidak perlu kesal suami Anda suami soleh, suami Anda orang baik. Jangan dirusak oleh Anda. Dia anak sulung, artinya dia punya tanggung jawab kepada adik-adiknya. Beliau sudah menjalankan kewajibannya itu, jangan dirusak oleh Anda. Yang penting nafkah sudah cukup untuk Anda. Mestinya Anda harus berbangga punya suami yang bisa mencukupi adik-adiknya,” kata Buya Yahya dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV Selasa, (23/4/2024). 

Lebih lanjut diungkap Buya Yahya, dirinya merasa sedih jika ada istri bertanya apa yang perlu dilakukan. Terlebih jika dia kesal dengan tindakan suaminya yang lebih mementingkan keluarganya. Padahal kata Buya Yahya, suami terutama jika dia anak sulung menjadi sosok kepala keluarga, apalagi jika sudah tidak ada sosok ayah di keluarga tersebut.

Buya Yahya juga menyebut bahwa suami yang tidak enakan terhadap adik-adiknya dan selalu menolong adiknya ketika dimintai tolong, menandakan suami tersebut orang baik. Dia juga menyindir istri yang menyebut suaminya sosok yang tidak enakan jika dimintai tolong itu sama saja istri menuduh suami tidak ikhlas menolong saudaranya.

“Dia bukan enggak enakan, dia itu orang baik. Enggak enakan berarti Anda menuduh dia tidak ikhlas. Dia orang baik, sampai dia rela tertinggal urusan menikah demi adik-adiknya. Dia orang baik, sampaikan doa kalau Anda sudah tidak membutuhkan doanya saya yang butuh kepadanya doanya," jelasnya.

Lebih lanjut, Buya Yahya juga menyebut bahwa sosok suami yang mementingkan keluarganya adalah sosok yang istimewa. Buya malah mempertanyakan jika suami kita tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan anggota keluarganya sendiri.

“Kalau Anda tidak bisa menganggap suami Anda soleh, saya menganggap dia soleh. Sadarilah istri jika Anda punya suami seperti ini, suami Anda istimewa. Naudzubilah kalau Anda punya suami tidak bertegur sapa kepada saudaranya, ahli neraka dia. Naudzubilah kalau Anda punya suami tidak pernah peduli pada adiknya yang tidak sekolah. Suami durhaka itu,” ungkapnya.

Buya juga menjelaskan bahwa seorang istri harus mendukung suaminya jika berbuat baik kepada anggota keluarganya. Sebab dengan begitu, secara tidak langsung istri akan mendukung rezeki suami semakin banyak.

“Anda seharusnya berbangga punya suami yang berbakti begitu. Ini kok malah tidak nyaman, berdebat jangan dong. Anda dukung, rizki dari Allah melalui suami Anda. Kalau Anda mendukung rezekinya semakin banyak. Jangankan untuk adik-adikny, kalau perlu Anda berangan-anggan supaya suaminya bisa membantu semua fakir-fakir sekampungnya. Ini malah ditahan-tahan,” tuturnya.

Buya Yahya juga menyoroti sejumlah kasus yang sering terjadi pada wanita saat ini. Disebutkannya, banyak istri yang marah saat suaminya memberikan hadiah ke ibunya, atau istri marah lantaran suami membiayai adik-adiknya. Seharunya kata Buya, jangan melarang hal itu agar kehidupan rumah tangga menjadi berkah.

“Banyak wanita modelan seperti itu, suaminya ngasih hadiah ke ibunya marah. Suaminya biayai sekolah adiknya marah, begitu sebaliknya. Punya istri baik pada adik-adiknya, Anda harus bangga berarti istri Anda menyukai silaturahmi. Jika punya istri yang sangat berbakti pada orangtua, Anda harus bangga karena istri Anda penuh berkah, jangan ditahan dilarang,” saran Buya.

“Rumusnya seharusnya ajari pasanganmu agar semakin baik terhadap bapak dan ibunya dan saudaranya. Ajari pasanganmu agar setiap hari baik dengan bapak, ibunya dan saudara-saudaranya. Dengan rumus ini, hidupmu akan berkah, bahagianya Masya Allah, akan dimudahkan segalanya,” imbuh Buya Yahya.

Meskipun demikian, Buya Yahya memberikan sejumlah prinsip yang harus dipertimbangkan suami dalam memberi nafkah terhadap orangtuanya:

1. Kewajiban Utama Suami

Suami memiliki tanggung jawab utama untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya.

Tanggung jawab ini merupakan salah satu kewajiban utama dalam pernikahan.

Istri dianggap sebagai tanggung jawab yang diambil dari luar keluarga suami, sehingga suami harus memastikan bahwa kebutuhan finansial istri dan anak-anaknya terpenuhi dengan baik.

2. Pendekatan Berderma

Baca Juga : 2030, Umat Islam Bakal 2 Kali Menjalankan Puasa Ramadan

Sementara suami memiliki kewajiban utama dalam memberikan nafkah, berderma kepada keluarga lainnya juga dianggap sebagai tindakan mulia dalam Islam.

Suami bisa memberikan bantuan keuangan kepada keluarganya jika mereka membutuhkannya, seperti kepada ibu atau saudara-saudara suami.

Namun, penting untuk tidak melampaui batas sehingga tanggung jawab terhadap istri dan anak-anak tidak terabaikan.

3. Jangan Melampaui Batas

Dalam memberikan bantuan kepada keluarga lain, suami harus memastikan bahwa istri dan anak-anaknya tetap mendapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Ini termasuk pendidikan anak-anak, pakaian, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Berbuat baik kepada keluarga lain tidak boleh sampai mengorbankan kebutuhan istri dan anak-anak.

4. Dukungan dan Komunikasi

Penting untuk suami dan istri untuk saling mendukung satu sama lain dalam menghadapi masalah keuangan dan kehidupan sehari-hari.

Komunikasi yang baik antara pasangan adalah kunci dalam menjaga keharmonisan dalam rumah tangga.

Suami harus memahami bahwa istri adalah mitra hidupnya, dan mereka harus bersama-sama mencari solusi dalam mengatasi tantangan finansial.

5. Pilihan yang Bijaksana

Jika suami menghadapi kesulitan finansial yang membuatnya sulit memberikan nafkah sepenuhnya, istri juga dapat berkontribusi dengan mencari pekerjaan atau mencari cara lain untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Ini adalah tindakan bijaksana yang dapat membantu menjaga stabilitas dalam rumah tangga.

6. Patuhi Prinsip-prinsip Agama

Dalam pandangan agama Islam, menjaga keseimbangan antara tanggung jawab suami terhadap istri dan keluarganya serta berbuat baik kepada keluarga lain adalah penting.

Mematuhi prinsip-prinsip agama dan menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai agama adalah panduan yang kuat dalam mengatasi masalah ini.

Dalam kesimpulan, suami yang lebih suka memberikan dukungan finansial kepada keluarganya daripada kepada istrinya tidak salah, asalkan tanggung jawab utama terhadap istri dan anak-anak tetap terpenuhi.

Keseimbangan dan komunikasi dalam rumah tangga sangat penting untuk menjaga kebahagiaan dan keharmonisan keluarga.


Topik

Agama Suami Istri tanggung jawab suami buya Yahya keluarga islami



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Sri Kurnia Mahiruni