JATIMTIMES - Desa Koncer Kidul, Kecamatan Tenggarang Bondowoso telah memproduksi berbagai produk batu marmer melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Jaya Merdeka.
Pj Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto, meninjau langsung Bumdes tersebut, pada Jum’at (19/4/2024).
Baca Juga : 10 Pantai Terbaik di Dunia, Salah Satunya dari Indonesia
Ia mengaku sangat apresiasi dengan hadirnya inovasi Bumdes ini. Bahkan, ia meminta agar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bondowoso untuk memberikan supporting bantuan tahun ini.
“Minimal tahun ini harus ada bantuan, minimal ya roda tiga kah. Di perubahan anggaran bisa dianggarkan di Diskoperindag untuk alat yang dibutuhkan,” katanya.
Pria putra daerah Bondowoso ini juga mengimbau semua OPD untuk bisa memesan kebutuhan-kebutuhan marmernya di Bumdes tersebut. “Kita harus mendukung produk-produk Bumdes,” ungkapnya.
Sementara itu, Pj Sekda Bondowoso yang juga merupakan Kepala DPMD Haeriyah Yuliati, mengatakan, pihaknya akan men-support sesuai dengan tupoksi di dinasnya.
“Kita akan memberikan dukungan penuh kepada Bumdes, Bumdes mana pun yang memiliki semangat untuk maju,” katanya.
Karena, keberadaan Bumdes ini bisa menghidupkan perekonomian di desa. Ketua Bumdes Jaya Merdeka, Rudi Sufandi, mengatakan, batu granit marmer ini diolah menjadi asbak, prasasti, batu dinding, dan lantai.
Produk-produk itu dijual dengan harga bervarisasi mulai dari yang termurah yakni Rp 40 ribu. Hingga ada yang harga Rp 1,5 juta per meter, yakni lantai marmer.
Baca Juga : Dapat Dukungan Para Kades, Sanusi: Terimakasih, Kita Buktikan di Pilkada 2024
Harga tersebut sesuai dengan kualitas batu granit marmer yang diminta pembeli. “Kalau bisa target marketnya ke seluruh Indonesia. Sekarang pasarnya masih lokal saja. Kita pasarkan ke e-katalog, ke desa-desa yang lain juga,” ujarnya.
Ia menerangkan, untuk bahan bakunya sendiri bekerjasama dengan pengusaha di Desa Leprak. “Kita MoU dengan PT, agar bahan baku untuk marmernya itu dijual ke Bumdes Jaya Merdeka, tak dijual ke yang lain,” ujarnya.
Disinggung perihal intervensi anggaran desa, katanya dikucurkan hampir sekitar Rp 250 juta. Karena itulah, pihaknya merekrut hanya warga sekitar yang di awal ini berjumlah empat orang.
Sedangkan, bagian proses pihaknya masih meng-hire orang lua kota untuk bisa transfer ilmu pada warga. “Karena kami ingin mengurangi angka pengangguran," pungkasnya.
