free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Internasional

Fakta Menarik Dubai: Pernah Jadi Kota Terbersih, Kandas gegara Dilanda Banjir

Penulis : Mutmainah J - Editor : Yunan Helmy

19 - Apr - 2024, 15:47

Placeholder
Banjir Dubai. (Foto dari internet)

JATIMTIMES - Hujan deras yang terjadi sejak Senin (15/4) telah membuat beberapa wilayah dan jalanan Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), banjir. Padahal, dulunya kota itu sempat mendapat predikat kota terbersih di dunia.

Dubai sendiri telah lama dikenal sebagai kota mewah dan modern. Dunia mengenal kota itu memiliki kehidupan yang glamour dengan banyak mobil sport mewah di jalanan hingga ditelantarkan.

Baca Juga : 19 April, Sebagian Jatim Masih Berpotensi Hujan Lebat Akibat Gelombang Equatorial Rossby

Kehidupan mewah juga terpancar dengan banyaknya toko fashion ternama hingga ikon Kota Dubai, yakni Burj Khalifa, sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia dengan ketinggian mencapai 828 meter.

Bahkan, Dubai sempat mendapatkan kota terbersih di dunia menurut Global Cities Strength Index yang dikeluarkan oleh Mori Memorial Organization Jepang. Dubai mendapatkan penghargaan itu tiga tahun berturut, tepatnya pada 2020-2023.

"Dubai adalah kota terbersih di dunia, menurut Global Cities Strength Index yang dikeluarkan oleh Mori Memorial Organization di Jepang selama 3 tahun terakhir. Kebersihan adalah sebuah peradaban. Kebersihan adalah budaya. Kebersihan adalah sebagian dari iman. Dubai adalah kota teraman di dunia, terbersih di dunia dan terindah, insya Allah. Mari kita jaga agar tetap aman, stabil dan sejahtera," kata Wakil Presiden dan Perdana Menteri UEA sekaligus penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, seperti dikutip dari Rplealtyplus, Jumat (19/4/2024).

Namun, pencapaian gemilang itu seakan sirna tahun ini. Hal itu akibat badai yang menghantam UEA dan membuat Dubai lumpuh karena banjir parah.

Mengutip AP, Kamis (19/4), badai menghantam UEA sejak Senin malam. Lalu badai semakin intens pada Selasa (16/4) sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Hujan tersebut menuangkan banyak air dan hujan es.

Pada pengujung Selasa, curah hujan Dubai selama 24 jam mencapai lebih dari 142 milimeter. Curah hujan itu lebih besar jika dibandingkan dengan curah hujan di bandara internasional Dubai misalnya, yang rata-rata mencapai 94,7 milimeter dalam setahun.

Bahkan, menurut The Guardian, curah hujan yang terjadi di Dubai ini adalah terbesar dalam 75 tahun terakhir.

Banjir tersebut menerjang berbagai fasilitas di sana. Termasuk bandara internasional Dubai yang dipenuhi air hingga membuat banyak penerbangan tertahan.

Bandara Dubai, yang menjadi bandara tersibuk di dunia, dengan ratusan pesawat take off dan landing di sana, dinilai gagal mengatasi situasi terkini. Penumpang pesawat terlantar belasan jam tanpa ada kepastian dari bandara ataupun maskapai. Mereka juga tidak mendapatkan makanan dan minuman.

Dikabarkan pula stasiun-stasiun dan sekolah di seluruh UEA terendam banjir. Pihak berwenang pun mesti mengirimkan truk tangki ke jalan-jalan untuk memompa air. Itu karena air juga masuk ke beberapa rumah dan memaksa sebagian warga untuk mengungsi.

Penyebab Dubai Banjir

Dilansir dari Indian Express, alasan utama hujan lebat di UEA adalah karena badai yang melewati semenanjung Arab dan bergerak melintasi Oman.

Badai tersebut menyebabkan hujan turun di Bahrain, Oman, Qatar, dan Arab Saudi. Namun, paling parah terjadi di UEA.

Banjir di Dubai memunculkan spekulasi bahwa penyemaian awan menjadi penyebab utama bencana tersebut.

Penyemaian awan adalah teknik modifikasi cuaca yang meningkatkan kemampuan awan untuk menghasilkan hujan dengan memasukkan inti es kecil ke dalam jenis awan subbeku tertentu.

Baca Juga : Getaran Banjir Lahar Dingin Semeru Lebih dari 4 Jam 

Laporan ahli meteorologi di Pusat Meteorologi Nasional mengungkap bahwa mereka telah melakukan enam atau tujuh penyemaian awan dengan menerbangkan pesawat sebelum hujan deras terjadi.

Data pelacakan penerbangan yang dianalisis oleh The Associated Press menunjukkan, satu pesawat yang berafiliasi dengan upaya penyemaian awan UEA terbang di seluruh negeri pada Senin (15/4/2024).

Namun, Wakil Direktur Pusat Meteorologi Nasional Omar Al Yazeedi membantah adanya penyemaian awan yang terjadi pada Selasa (16/4/2024) tanpa mengakui adanya penerbangan sebelumnya.  “(Kami) tidak melakukan operasi penyemaian apa pun selama acara ini," kata dia, dilansir dari CNBC.

Menurut dia, salah satu prinsip dasar penyemaian awan adalah harus menargetkan awan pada tahap awal sebelum hujan turun. 

Jika penyemaian awan dilakukan ketika badai petir sudah terjadi, Omar mengatakan bahwa hal tersebut sudah terlambat.

Perubahan Iklim Global 

Para ilmuwan berpendapat bahwa melonjaknya suhu global juga bisa menjadi penyebab hujan lebat di UEA. Pasalnya, temperatur yang lebih tinggi menyebabkan penguapan air tidak hanya dari daratan tetapi juga lautan dan badan air lainnya. Artinya, atmosfer yang lebih hangat mengandung lebih banyak kelembapan.

Penelitian telah menemukan bahwa untuk setiap kenaikan suhu rata-rata 1 derajat Celsius, atmosfer dapat menampung sekitar 7 persen lebih banyak kelembapan. Hal ini membuat badai menjadi lebih berbahaya karena menyebabkan peningkatan intensitas, durasi danfrekuensi curah hujan yang pada akhirnya dapat menyebabkan banjir besar.

Perubahan iklim secara umum bertanggung jawab atas terjadinya badai ekstrem, kekeringan, banjir, dan kebakaran hutan di seluruh dunia.

Penelitian lainnya yang dilakukan di wilayah gurun Thar di India dan wilayah gurun di Australia menunjukkan, perubahan iklim dapat meningkatkan curah hujan di wilayah tersebut. 

Meskipun rata-rata suhu global di bumi telah meningkat setidaknya 1,1 derajat Celcius sejak 1850, UEA telah menyaksikan peningkatan hampir 1,5 derajat Celcius dalam 60 tahun terakhir.

Peningkatan suhu disebabkan karena tingginya emisi gas rumah kaca yang memerangkap panas sejak Revolusi Industri. Namun, sangat sulit untuk mengaitkan peristiwa cuaca ekstrem tertentu dengan perubahan iklim.

Hal ini karena cuaca ekstrem bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola variabilitas iklim alami, seperti El Nino dan La Nina, yang disebut berkontribusi terhadap kejadian tersebut.


Topik

Internasional Dubai banjir Dubai Uni Emirat Arab



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Yunan Helmy