JATIMTIMES - Selain kaya akan sumber daya alamnya, Indonesia juga kaya akan warisan sejarah. Dengan banyaknya warisan sejarah yang ada di Indonesia, tak dapat disangkal bahwa Arab telah memberikan pengaruh yang signifikan dalam berbagai lini kehidupan budaya Indonesia, tak terkecuali dalam urusan kuliner.
Dari zaman berabad-abad yang lalu, mereka telah memperkenalkan hidangan-hidangan khas Timur Tengah ke Nusantara, dan seiring berjalannya waktu, beberapa di antaranya telah bermetamorfosis, menyesuaikan diri, dan mengalami sentuhan kreatif menjadi sajian masakan Arab-Indonesia yang begitu unik dan menggugah selera.
Baca Juga : Tips Masak Santan agar Bebas Kolesterol, Makan Tenang Tanpa Takut
Mengutip Good News From Indonesia, inilah 6 makanan Indonesia yang mendapat pengaruh budaya kuliner Arab:
1. Martabak
Martabak konon berasal dari wilayah Arab dan Timur Tengah. Saat itu muncul hidangan Mutabbaq yang memiliki arti 'dilipat'. Dulu Mutabbaq disebut juga sebagai omelette gulung dengan potongan sayuran di dalamnya. Adonan kulit muttabaq yang terbuat dari tepung atau telur ditambah dengan isian yang royal.
Isian Muttabaq memang tak jauh dari campuran daun bawang dan daging cincang yang dikocok dengan telur. Karena rasanya yang enak, kuliner Arab ini pun dengan mudah menyebar. Akhirnya hidangan yang sering disebut sebagai pancake Arab ini populer di Asia Tenggara. Martabak amat populer di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand sampai Brunei.
Di Indonesia, martabak yang mirip versi Muttabaq adalah martabak telur. Adonan tepung tipis ini diisi daging cincang, telur, dan bumbu rempah yang dikocok jadi satu.
2. Nasi Kebuli
Belakangan nasi kebuli semakin populer di Indonesia dengan banyak penjualnya menawarkan harga terjangkau. Dengan Rp 20 ribu saja sudah dapat seporsi nasi kebuli dengan ayam bumbu rempah khas Arab dan sambal.
Nasi kebuli jelas pengaruh kuliner Arab. Nasi ini dimasak dengan campuran rempah seperti cengkeh, kayu manis, jintan, dan bumbu lain. Biasanya disajikan bersama daging kambing atau ayam yang juga dimasak dengan rempah kaya dan beraroma.
Nasi kebuli pun jamak disajikan saat perayaan agama Islam. Biasanya disajikan dalam satu tampah lalu dimakan beramai-ramai sehingga melambangkan kebersamaan.
3. Nasi Minyak
Nasi minyak merupakan hidangan Melayu dari Jambi dan Palembang yang mencerminkan pengaruh Timur Tengah dan India. Nasi minyak adalah nasi yang dimasak dalam minyak samin dan rempah khas Indonesia, India, serta Timur Tengah.
Nasi minyak disajikan dengan berbagai pelengkap seperti kari ikan, daging, malbi, ayam goreng, acar mentimun, kismis, hingga sambal nanas.
Nasi minyak bahkan kerap jadi suguhan menu buka puasa khas di masjid Jambi. Cara ini merupakan bentuk apresiasi terhadap ulama-ulama asal Timur Tengah yang dahulu menyebarkan Islam.
4. Tongseng
Siapa sangka tongseng juga merupakan makanan Indonesia yang mendapat pengaruh budaya kuliner Arab. Ini tercermin dari penggunaan daging kambing sebagai bahan utama tongseng.
Konon kebiasaan makan daging kambing di Indonesia sudah ada sejak abad 18-19 Masehi saat bangsa Arab dan India mulai datang ke Indonesia. Tongseng juga dibuat dengan rempah-rempah mirip kari yang ditambah sayuran dan kecap manis.
Selain daging kambing, tongseng juga ada yang dibuat dari daging sapi. Tongseng pun amat populer di daerah Jawa Tengah.
5. Nasi Mandi
Selain nasi kebuli dan nasi minyak, pengaruh kuliner Arab juga tercermin pada hidangan nasi mandi yang juga banyak disukai orang Indonesia. Nasi mandi konon dibawa dari Semenanjung Arab Selatan oleh orang-orang Hadhrami.
Nasi mandi terdiri dari nasi dan daging yang dibumbui dengan campuran rempah khusus. Resep tradisionalnya, nasi mandi dimasak di dalam lubang tanah.
6. Kue Asida
Kue asida merupakan kue tradisional Maluku yang dapat pengaruh budaya kuliner Arab. Kue asida terbuat dari air, tepung terigu, pandan, gula merah, kayu manis, kapulaga, dan mentega.
Adonan ini dibuat hingga padat dan kenyal lalu dibentuk bulat atau disajikan dalam bentuk lempengan. Kue asida umumnya disajikan selama ramadan sebagai menu takjil.