JATIMTIMES - Bulan puasa Ramadan membawa berkah bagi pengusaha keripik buah. Pasalnya, permintaan keripik buah di Kota Batu mengalami peningkatan sejak awal Ramadan dan jelang Lebaran. Lonjakan pesanan terhadap produsen keripik buah hingga dua kali lipat.
Hal tersebut yang dialami rumah produksi keripik buah Kendedes Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Peningkatan pemesan baik secara langsung maupun permintaan online naik hingga dua kali lipat dari biasanya.
Baca Juga : Fraksi PKB Dukung Bupati Rini Syarifah: Investasi Kunci Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Blitar
"Alhamdulillah permintaan keripik menjelang Lebaran sejak awal puasa di Kendedes Selecta mencapai peningkatan 100 persen. Banyak pemesan dari luar daerah di Jawa timur, mulai Trenggalek, Banyuwangi, Probolinggo, Pasuruan," ujar pemilik rumah produksi Kendedes Selecta Fruit Khamim Tohari, Kamis (21/3/2024). Keripik buah hasil produksinya seperti apel dan nangka.
Ia berharap peningkatan ini selaras dengan peningkatan ekonomi para pekerja. Setelah sebelumnya pemulihan pasca pandemi covid-19 keripik rumah produksinya itu tak mengalami kenaikan signifikan dibandingkan sebelum pandemi. Namun saat Ramadan lonjakan terjadi.
Meski ada inflasi harga sejumlah bahan pokok, Khamim menyebut tak terlalu berpengaruh pada produksi lantaran produksi dalam jumlah besar mengikuti kebutuhan permintaan. Dengan begitu, keuntungan yang didapat juga mengalami peningkatan.
"Belum ada efek kalau menjelang Lebaran ini. Mungkin karena konsumen tetap butuh oleh-oleh dan cemilan di rumah. Sehingga walaupun sembako naik, kita tidak terpengaruh," jelasnya.
Khamim menggambarkan, peningkatan permintaan tersebut terlihat dari produksi per harinya. Selama sebelum Ramadan, rumah produksi miliknya mampu melakukan empat kali penggorengan. Namun saat ini harus melakukan hingga enam kali penggorengan.
Baca Juga : HUT Ke-110 Kota Malang, Tugu Tirta Kasih Kado Top BUMD Awards
Khamim menjelaskan, produksi keripik jadi per harinya mencapai 4 sampai 4,5 kuintal keripik. Sedangkan sebelum Ramadan mampu memproduksi hanya 2-3 kuintal saja. Harga jual per kilogramnya Rp90-120 ribu tergantung kualitas.
Sedangkan pemesanan banyak dari kalangan pengusaha toko oleh-oleh dan makanan ringan untuk dijual kembali. Dikatakan, biasanya lonjakan permintaan pesanan keripik akan terus terjadi sampai H-2 Lebaran.
"Untuk produk keripik, kita tidak menaikkan harga. Tidak menambah karyawan, tapi hanya waktu kerja menjadi banyak lembur. Pemasarannya konvensional dan online," tambahnya.