JATIMTIMES - Ngaji Aswaja rutin digelar Universitas Islam Malang (Unisma) melalui Lembaga Pengkajian Islam dan Keaswajaan (LPIK) setiap tahunnya. Kegiatan ini menjadi momen dalam menguatkan paham ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah para karyawan dan dosen baru Unisma.
Ngaji Aswaja sendiri merupakan sebuah metode dalam proses memantapkan ideologi Aswaja civitas akademika Unisma yang digagas LPIK. Kegiatan ini dilakukan atas dasar tanggungjawab moral, sosial-keideologian dalam menjaga dan mengawal paham ahlussunnah wal jama'ah an-nahdliyah dari generasi-kegenerasi.
Baca Juga : Kalam Ramadhan Unisma 2024, Rektor Sampaikan Puasa Ramadhan dan Fitrah Manusia
Paham aswaja an-nahdliyah yang berprinsip pada tawasuth, tawazun dan amar ma'ruf nahi mungkar harus menjadi dasar berperilaku dalm kehidupan berbangsa dan bernegara. Esensi aswaja, sebagaimana kata Kiai Sahal Mahfudz (1994) sebagai doktrin Islam wajib diaktualisasikan.
Dalam berikhtiar mencapai kelestarian dan makna hidup itu, Islam Aswaja merupakan jalan hidup yang menyeluruh, menyangkut segala aspek kehidupan manusia sebagai makhluk individual maupun social dalam berbagai komunitas bermasyarakat dan berbangsa.
Aktualisasi Islam Aswaja berarti konsep pendekatan masalah-masalah sosial dan pemecahan legitimasinya secara Islami, yang pada gilirannya Islam Aswaja menjadi sebuah komponen yang membentuk dan mengisi kehidupan masyarakat, bukan malah menjadi faktor tandingan yang disintegratif terhadap kehidupan.
Mengingat, urgensi memahami eksistensi dan perkembangan pemikiran keagamaan, khususnya masalah keaswajaan, maka sangat penting sekali untuk dilakukan Ngaji Aswaja di kalangan civitas akademika Unisma, dalam rangka menjaga, merawat dan membendung serangan faham-faham ekstrimisme yang banyak bermunculan di kalangan masyarakat akhir-akhir ini.
Harapan ini tentunya adalah jawaban dari segala kegelisahan para ulama' NU dalam mengakader, memproses hingga memunculkan intelektual muda NU yang kompeten di bidang keislaman berikut bidang keaswajaan.
Dr Dian Muhammad Hakim MPdI, Ketua LPIK Unisma, menjelaskan bahwa Ngaji Aswaja dilaksanakan mulai 18 Maret 2024 hingga 23 Maret 2024. Dalam setiap pelaksanaannya, mengusung tema yang berbeda dan narasumber yang berbeda-beda, baik narasumber internal maupun eksternal.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seluruh civitas baru Unisma, baik dosen maupun karyawan. Atau dosen karyawan yang sebelumnya belum tuntas mengikuti sebelumnya, mereka harus ikut ini," jelasnya, Senin (18/4/2024).
Ngaji Aswaja kali ini diikuti oleh 37 dosen dan karyawan yang baru. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Rektor Unisma, Prof Dr Maskuri MSi.
Prof Maskuri menyampaikan, bahwa Ngaji Aswaja menjadi fondasi yang diberikan oleh Unisma. Ngaji Aswaja diharapkan dapat memenuhi maksud dan tujuan utama yang diemban oleh Unisma secara institusional, yakni menguatkan paham ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah di lingkungan Unisma.
Baca Juga : Catat, Per Hari Ini Nomor Kontak Center RSI Unisma Berganti
Adapun tujuan khusus, yakni menambah wawasan bagi seganap civitas akademika unisma; Membumikan pemahaman aswaja dalam tindakan pribadi, bangsa dan negara, serta menguatkan paham ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah para dosen dan karyawan di lingkungan Unisma.
Dengan adanya Ngaji Aswaja, pihaknya berharap ada imbas positif dalam berbagai aspek, termasuk juga perkembangan Unisma. Lebih dari itu, masa depan Islam khususnya di Indonesia akan kondusif, dan kondisi umat islam dunia yang jauh lebih damai, tentram dan harmoni dalam bingkai pluralitas masyarakat dunia.
Sebagai sebuah tipologi, Islam Nasantara terbukti dapat bersanding dengan sistem demokrasi liberal, sehingga menjadikan Islam Indonesia sebagai percontohan dalam praktik keagamaan dunia internasional.
"Semoga Islam Nusantara adalah jawaban dari sekian banyak persoalan, kasus, dan tragedi intolerasi keagamaan yang terjadi pada akhir- akhir ini," pungkasnya.