JATIMTIMES - Beberapa kepala desa dari berbagai Kecamatan, berkumpul dan terlihat ngobrol santai. Semakin malam, satu per satu kepala desa lain datang bergabung, menikmati camilan yang telah disiapkan sebelumnya di meja kayu, Rabu (13/3/2204).
Kondisi ini, terjadi tiap hari dalam beberapa bulan terakhir ini di kediaman Kepala Desa Pucung Lor, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung.
Baca Juga : 14 Maret, Hujan Diprediksi Masih Merata di Seluruh Jawa TimurĀ
Dari informasi beberapa kepala Desa yang ada, kehadiran mereka di rumah Imam Sopingi atau dikenal dengan nama mbah Pucung ini, tak lain hanya diskusi biasa dan selalu jika malam mereka bertemu secara spontan.
Kediaman atau rumah Imam Sopingi, Kepala Desa Pucung Lor ini, secara geografis justru paling dekat dengan wilayah Desa Pakel. Namun, atas kehendak masyarakat, meski rumahnya sudah termasuk ujung desa bagian tenggara, ia dipilih rakyat dua periode memimpin Desa Pucung Lor.
Suami dari Binti Luklukah, anggota DPRD Kabupaten Tulungagung dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), ini dalam beberapa hari menjadi perbincangan.
Hal ini terjadi lantaran jelang musim politik ini, banner bergambar mbah Pucung tumbuh bertebaran di nyaris semua penjuru pelosok desa di 19 Kecamatan di Kabupaten Tulungagung. "Soal gambar (banner), tidak pernah sepeserpun saya keluar uang untuk mencetak, apalagi memasang. Teman-teman kepala desa yang entah itu bagaimana ceritanya, tiba-tiba memasang gambar," ucapnya, Rabu (13/3/2024) malam.
Karena telah banyak terpasang, banner ucapan Ramadhan 1445 Hijriah, yang memanjang foto dirinya ini tak dapat ia cegah. Alasannya, Mbah Pucung tidak mau niat baik para Kades ini terciderai. "Karena sudah dipasang, saya mau apalagi. Ya sudah, saya hargai bahwa itulah kenyataannya," ujarnya.
Pernah suatu ketika, ia meminta agar tidak perlu terlalu bersemangat memasang gambar dirinya. Hal ini, ditegaskan Mbah Pucung, ia belum ada niat untuk menjadi bakal calon atau kandidat bupati atau wakil bupati Tulungagung tahun 2024 ini. "Sebagai kader partai (PDIP), tentu saja saya akan patuh pada mekanisme. Saya tidak akan berangkat jika rekomendasi partai ternyata bukan ke saya, tapi justru ke orang lain. Saya tegak lurus, tidak akan berangkat jika partai saya tidak merekomendasi," terangnya.
Ia menyadari, di internal partai beberapa tokoh telah menyatakan kesiapannya menjadi kandidat Bupati Tulungagung kedepan. Misalnya, incumben Maryoto Bhirowo dan Gatut Sunu Wibowo serta nama-nama lain yang semakin bermunculan, akhir-akhir ini. "Belum lagi tokoh-tokoh dari partai lain, Kepala Desa juga. Maka saya sejujurnya tidak ngoyo," imbuhnya.
Besarnya dukungan, tak membuat ia jumawa untuk menggunakan segala cara menjadi kandidat. Ia menegaskan tetap akan menggunakan etika dan menghormati keputusan DPP PDIP dan tidak terpikir untuk mencari pengusung alternatif. "Siapapun yang dapat rekomendasi nanti, maka itu yang akan kita dukung," jelasnya.
Baca Juga : Amburadulnya Pemilu di Jember, Mantan Aktivis HMI: Bawaslu Harus Tegas
Sebagai bentuk penghargaan atas besarnya dukungan ini, Mbah Pucung sering meminta pendapat dan nasehat pada tokoh masyarakat dan bahkan mantan Bupati sebelumnya. "Karena ini tidak bisa saya tolak, maka saya minta pendapat ke beberapa orang yang saya anggap berpengaruh. Akhirnya, saya diminta agar mengikuti saja dan tidak usah menghalang-halangi para relawan bergerak, pada intinya kalau Tuhan sudah berkehendak, maka apapun bisa terjadi," bebernya.
Karena berlatar belakang sebagai kepala desa, Imam Sopingi menekankan agar pemimpin kedepan dapat berkontribusi lebih baik lagi untuk memajukan kesejahteraan desa.
Hal ini disampaikan, terjalinnya komunikasi yang baik dan monitoring rutin terhadap penggunaan keuangan desa akan meminimalisir adanya kasus korupsi yang melibatkan kepala desa.
"Kita tau, Pj Bupati sekarang (Heru Suseno) ini selalu memantau berapa persen penggunaan anggaran di setiap SKPD dengan rutin. Ini adalah sesuatu yang baik yang perlu dipertahankan ke depan," pujinya.
Hingga saat ini, Mbah Pucung masih terus menjalin komunikasi yang baik dengan semua kandidat yang bermunculan. "Hingga saat ini, semua bakal calon yang beredar masih tetap menjalin komunikasi dengan baik dan seperti biasa. Kita tidak tau, siapa nanti yang benar-benar dapat rekom partai dan tentu saja setelah itu penentunya adalah masyarakat yang memilih," tandasnya.