JATIMTIMES - Kondisi lalu lintas di kawasan Pasar Bululawang, Kabupaten Malang mendadak macet, Selasa (12/3/2024) sore. Kondisi tersebut disebabkan karena keberadaan Pasar Takjil Ramadan yang diserbu oleh para pengunjung.
Berdasarkan pantauan JatimTIMES.com, sedikitnya ada lebih dari 50 pedagang takjil yang menjajakan dagangannya. Nyaris dari ujung ke ujung keberadaan pedagang takjil tak ada yang sepi dikunjungi pembeli.
Baca Juga : Bupati Banyuwangi Membuka Festival Ngerandu Buko Pasar Kuliner Ramadan 1445 H
Hampir semua kuliner khas Ramadan tersedia di Pasar Takjil Ramadan di kawasan Pasar Bululawang tersebut. Mulai dari kuliner makanan siap saji seperti aneka sayur dan lauk, gorengan, camilan hingga aneka minuman mulai dari beragam minuman es hingga kolak tersedia di sana.
Alhasil, para pengunjung tidak ada yang hanya membeli di satu pedagang. Terlihat, rata-rata pengunjung melanjutkan berbelanja setelah membeli di satu orang pedagang. Hal itulah yang membuat akses lalu lintas menjadi lumpuh total.
Di sisi lain, petugas parkir kendaraan juga terlihat kewalahan mengatur kendaraan yang melintas dan menata kendaraan yang parkir. Akses lalu lintas perlahan mulai teratur saat Polsek Bululawang setidaknya menerjunkan lima personel untuk mengatur lalu lintas.
Kondisi tersebut tentunya berbeda jika dibandingkan dengan Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, biasanya saat puasa Ramadan para pedagang mulai ramai menjajakan dagangannya saat memasuki hari puasa ke tiga.
Usut punya usut, para pedagang Pasar Takjil Ramadan di kawasan Pasar Bululawang memang sepakat untuk istilahnya mencuri start. Yakni berjualan sejak puasa hari pertama di Ramadan 1445 Hijriah di tahun 2024 ini.
Gayung bersambut, kesepakatan para pedagang tersebut disambut antusias oleh para pembeli. Bahkan yang berkunjung ke Pasar Takjil Ramadan di kawasan Pasar Bululawang tersebut tidak hanya warga sekitar. Namun juga masyarakat dari berbagai wilayah di Kabupaten Malang. Wajar saja, lokasi Pasar Takjil Ramadan yang berada di pinggir jalan besar, membuat tak jarang pengguna jalan mampir untuk sekedar membeli takjil.
Salah satu pedagang yang mengaku akrab dipanggil Gus Met menyebut, upaya para pedagang untuk berjualan di hari pertama puasa Ramadan tersebut untuk mewujudkan keguyuban antar pedagang.
"Di puasa hari pertama kami sudah membuka Pasar Takjil, soalnya mengikuti keguyuban di pasar. Hari ini kurang lebih ada sekitar 50 pedagang," tutur pria yang kesehariannya memang berjualan di Pasar Bululawang tersebut.
Baca Juga : Pemkab Kediri Targetkan Pedagang Tempati TPPS Maksimal 17 Maret
Jika tidak bulan Ramadan, pria paruh baya tersebut mengaku berjualan perabotan rumah tangga di ruko yang ada di depan Pasar Bululawang. Namun, demi memeriahkan dan mewujudkan keguyuban pedagang pasar, dia akhirnya nyambi berjualan gorengan selama Ramadan kali ini.
"Soalnya untuk hari puasa pertama kan hari yang istimewa bagi yang menjalankan puasa. Iya, ada (kesepakatan beberapa pedagang untuk mulai berjualan takjil di puasa hari pertama)," tuturnya.
Meski lokasi berjualan bukan berada di kawasan Pasar Takjil Ramadan melainkan di depan Pasar Bululawang, namun jualan yang dijajakan Gus Met ludes diserbu pembeli. Bahkan dia mengaku, sejak mulai menjajakan gorengan pada sore hari hingga mendekati berbuka puasa. Dirinya dan beberapa orang yang membantunya tidak pernah berhenti memasak gorengan.
"Saya jualan gorengan mulai dari lumpia, tahu isi, piscok, sama risol. Harganya bervariatif mulai Rp 2,5 ribu sampai Rp 3 ribu," tuturnya.
Gus Met menambahkan, dirinya menyediakan sekitar 500 gorengan. Namun, pada pukul 17.00 WIB, dagangannya sudah mulai habis diserbu pembeli yang silih berganti berdatangan.
"Saya sediakan mungkin sekitar lima wadah, satu wadah isinya sekitar 100 lebih. Jadi ada sekitar 500 gorengan yang terjual. Pembelinya tidak hanya dari Bululawang, tapi dari berbagai wilayah," pungkasnya.