JATIMTIMES - Kian tahun ikon Kota Batu yakni apel, lahannya semakin berkurang. Untuk mempertahankan ikon ini, Pemkot Batu tahun 2024 menggelontorkan anggaran sebesar Rp 800 juta khusus untuk revitalisasi.
Dari data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu, pada tahun 2020, luas lahan perkebunan apel di Kota Batu seluas 1.200 hektare, pada tahun 2022 berkurang menjadi 1.092 hektare.
Baca Juga : Buat Tumpeng Seribu Apem, Cara RSUD dr Saiful Anwar Sambut Bulan Suci Ramadan
Hingga tahun 2023 turun menjadi 1.044 hektare. Hal ini jelas menunjukkan luas lahan perkebunan apel di Kota Batu semakin berkurang setiap tahunnya.
Sebaran perkebunan apel berada di kawasan Kecamatan Bumiaji seperti di Desa Tulungrejo, Desa Bulukerto dan Desa Sumbergondo. Hanya saja kawasan wisata petik apel hanya berada di Desa Tulungrejo.
Karena itu dengan anggaran tersebut akan dilakukan revitalisasi beragam pengadaan. Mulai dari sarana produksi, bibit apel hingga pupuknya.
"Nantinya dengan anggaran ini akan dibagikan kepada sejumlah kelompok tani," ungkap Kepala DPKP Kota Batu, Heru Yulianto kepada JatimTIMES.
Dengan anggaran Rp 800 juta untuk lahan 10 hektar apel. Harapannya digelontorkannya anggaran itu, agar petani bisa terus berupaya mempertahankan apel Kota Batu.
Menurutnya lahan apel berkurang banyak faktornya, mulai dari akibat penggunaan pupuk kimia secara masif. Sehingga dengan anggaran tersebut, bisa digunakan untuk pengadaan pupuk organik.
Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan dan Pemkab Nganjuk Sinergi Perluas Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Banyaknya serangan hama dan penyakit yang ditemukan di lahan antara lain bercak daun, embun tepung, busuk buah, kanker, dan jamur upas memmbuat petani menyerah. Semakin luas membuah semakin meningkat serangan penyakit bercak daun dan embun tepung.
"Terutama serangan hama lalat buah. Sehingga banyak petani apel yang beralih menanam jeruk atau sayuran," imbuh Heru.
Hingga saat ini pihaknya terus berupaya untuk menemukan solusi yang tepat demi mempertahankan ikon Kota Batu. Proses kajian pun masih dilakukan oleh perguruan tinggi.
Pemkot Batu tak ingin gegabah hingga hasilnya keluar. Sebab pihaknya ingin hasil kajian nanti sesuai dengan yang diharapkan.