JATIMTIMES - Program Sakura STIE Malangkucecwara diapresiasi Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (Jatim). Hal itu disampaikan saat penutupan Program Sakura yang dikemas dalam Gebyar Seni dan Gelar Kinerja Belajar Mahasiswa Program Sakura 2024 belum lama ini.
Untuk diketahui, bahwa Program Sakura menjadi salah satu program internasional dari kampus yang dulunya bernama Akademi Bank Malang (ABM) ini. Program tersebut, sejak terlaksana pada 2002.
Baca Juga : Anugerah Jurnalistik Kominfo 2024 Digelar Pemkot Batu, Bentuk Apresiasi Peran Jurnalistik
Program ini, merupakan kerja sama antara STIE Malangkucecwara dengan Kanda University of International Studies Jepang. Hingga saat ini, telah ada 700 mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia di STIE Malangkucecwara melalui program ini.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jatim, Umi Kulsum menyampaikan, bahwa pihaknya sangat mengapresiasi Program Sakura STIE Malangkucecwara bertajuk "Jelajah Indonesia" ini. Menurutnya, program ini sangatlah strategis dalam membumikan dan internasionalisasi bahasa Indonesia.
“Progam ini luar biasa. Hal ini selaras dengan amanat dari Undang-Undang nomor 24 tahun 2009 Pasal 44, bahwa bahasa Indonesia akan menjadi bahasa internasional yang dilakukan secara tersistem, terstruktur dan juga secara berkelanjutan,” ucapnya.
"Jadi program ini sangat menunjang kita menginternalisasikan Bahasa Indonesia. Kita tahu juga bahwa kemarin bahasa Indonesia sudah ditetapkan sebagai bahasa pengantar ke 10 dalam sidang umum UNESCO di Paris,” imbuhnya saat ditemui di STIE Malangkucecwara.
Bahasa Indonesia telah diajarkan di berbagai negara. Banyak kampus yang menyediakan fasilitasi belajar Bahasa Indonesia. Adanya Program Sakura ini, Balai Bahasa Provinsi Jatim tentunya sangat mendukung dan siap untuk berkolaborasi.
Maka dari itu, bentuk dukungan ini diwujudkan dalam penandatanganan kerjasama yang dilakukan pada saat penutupan Program Sakura dengan semarak Gebyar Seni dan Gelar Kinerja Belajar Mahasiswa Program Sakura 2024.
Baca Juga : Kota Surabaya Sabet 5 Penghargaan Bergengsi di Bidang Lingkungan Hidup
Kedepan pihaknya berharap, agar dalam kerjasama dapat lebih meluas. Bukan hanya terkait BIPA, namun juga pada bidang peningkatan kompetensi, pengembangan kebahasaan, sastra dan juga berbagai kegiatan berbasis literasi lainnya.
Dalam Program Sakura ini, proses pembelajaran tidak hanya melibatkan dosen atau pendamping saja, tetapi melibatkan keluarga homestay yang ada disekitar kampus. Para peserta Program Sakura dibaurkan dengan keluarga asal Indonesia. Sehingga mereka mau tidak mau harus menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi.
Tentu langkah ini sangatlah efektif dalam memberikan proses pembelajaran bahasa maupun budaya yang ada kepada para mahasiswa asing. Selain itu, para mahasiswa juga diajak untuk mengunjungi beberapa tempat untuk melihat dan mengenalkan langsung aktivitas budaya yang ada di Indonesia.