JATIMTIMES - Sebanyak 80 desa di Kabupaten Malang masih masuk dalam kategori blank spot area atau tidak mendapatkan sinyal dari menara telekomunikasi sehingga mengalami kesulitan akses internet.
Hal itu diungkapkan Kepala Diskominfo Kabupaten Malang Ricky Meinardhy. Ricky menyampaikan, sebelumnya pada tahun 2023 lalu terdapat sekitar kurang lebih 100 desa yang masuk kategori blank spot area.
"Jumlah desa yang blank spot itu setelah kita inventarisasi (tahun 2023) sekitar 100. Sekarang mungkin sudah turun tidak sampai 100 desa tapi sekitar 80-an desa," ungkap Ricky.
Menurut Ricky, terdapat beberapa alasan sebanyak 80 desa masih masuk dalam kategori blank spot area. Utamanya terkait dengan keberadaan menara atau tower base transceiver station (BTS) yang belum berdiri secara merata di beberapa wilayah yang terbilang pelosok. Khususnya di wilayah Malang Selatan.
"Yang menjadi kendala kita adalah daerah di Malang Selatan. Malang Selatan harus berdiri BTS yang itu tergantung dari kesediaan provider," ujar Ricky.
Ricky menjelaskan, terdapat dua jenis jaringan internet. Yakni melalui jaringan nirkabel maupun jaringan fiber optik. Semuanya harus diperkuat dengan keberadaan tower BTS dari provider ataupun Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI.
"Kalau kita berbicara nirkabel, berarti harus ada bts. Dari bts kan juga menggunakan jaringan nirkabel atau wifi itu. Kalau kondisinya daerah berbukit akan kesulitan," tutur Ricky.
Menurut dia, jika dalam memperluas jaringan internet menggunakan nirkabel, maka bisa digunakan sebagai wifi dengan menarik kabel fiber optik serta diperkuat dengan penambahan router atau penghubung perangkat ke jaringan internet.
"Kalau berbicara terkait jaringan, wifi itu menggunakan nirkabel kemudian istilahnya bisa ditarik jaringan fiber optik, kemudian harus ada penguat berupa router, sehingga jaringan itu menggunakan wifi. Kemudian untuk menarik sebuah jaringan cukup tinggi," terang Ricky.
Dengan tidak adanya tower BTS yang membuat jaringan internet tidak dapat terjangkau sempurna, kondisi geografis juga menjadi penyebabnya. Ricky mengatakan di beberapa wilayah yang masuk dalam kategori blank spot area kondisi geografisnya berada di perbukitan dan sangat kurang pengguna internet.
"Sehingga kalau menggunakan nirkabel, itu internetnya menggunakan gelombang. Jadi dari satu bts ke bts satunya lagi ada lembah. Lah ini ada lembah yang menyebabkan akses tidak bisa karena menggunakan gelombang," jelas Ricky.
Selain itu, untuk pendirian sebuah tower BTS, pihak provider akan memperhitungkan segala bentuk pendanaan melalui jumlah pengguna. Selama ini Diskominfo Kabupaten Malang juga telah menawarkan kepada seluruh provider, tetapi jumlah pengguna dan biaya operasional menjadi pertimbangan.
"Jadi mereka menghitung, berapa penggunaan dalam satu bulan yang menggunakan internet," pungkas Ricky.