JATIMTIMES - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang mencatat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Malang mengalami kenaikan di tahun 2023 hingga mencapai 5 persen.
"Ekonomi Kabupaten Malang tahun 2023 dibanding tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,00 persen," ungkap Kepala BPS Kabupaten Malang Erny Fatma Setyoharini dalam keterangannya, Kamis (29/2/2024).
Baca Juga : Pemdes dan Badan Usaha di Malang Raya Terima Penghargaan Paritrana Award Jatim 2023
Erny menyampaikan, pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2023. PDRB sendiri merupakan indikator ekonomi yang mengandung berbagai instrumen ekonomi dan menggambarkan keadaan makro ekonomi suatu daerah melalui tingkat pertumbuhan ekonomi serta pendapatan per kapita.
Selain itu, Produk Domestik Bruto (PDB) memiliki kegunaan untuk mengukur perkembangan ekonomi pada suatu negara, mengetahui struktur perekonomian suatu negara dan digunakan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
Berdasarkan data yang dimiliki BPS Kabupaten Malang, pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha. Tertinggi ada di lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 13,97 persen; jasa lainnya sebesar 9,59 persen; jasa perusahaan sebesar 9,15 persen; serta penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,70 persen.
"Sementara itu, beberapa lapangan usaha lainnya masih tumbuh di bawah delapan persen," tutur Erny.
Pihaknya menjelaskan, terdapat lima sektor terbesar yang memiliki kontribusi PDRB tertinggi menurut lapangan usaha yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang tahun 2023.
Di antaranya, industri pengolahan sebesar 32,41 persen; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 19,38 persen; pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 14,60 persen; konstruksi sebesar 12,63 persen; serta informasi dan komunikasi sebesar 4,33 persen.
"Peranan lima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kabupaten Malang mencapai 83,35 persen," ujar Erny.
Baca Juga : Turunnya Angka Pernikahan Anak di Kabupaten Malang Berikan Banyak Dampak Positif
Pihaknya pun membandingkan dengan tahun 2022 lalu, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Malang sedikit mengalami kelambatan, yakni sebesar 0,13 persen. Erny mengatakan, hal itu dikarenakan empat dari lima sektor terbesar penyumbang PDRB di Kabupaten Malang yakni pertanian, perdagangan besar, konstruksi, serta informasi dan komunikasi mengalami pelambatan pertumbuhan. Sedangkan konstruksi mengalami percepatan pertumbuhan.
"Pada sektor pertanian, fenomena el nino sangat memengaruhi pertumbuhannya. Tercatat pertumbuhan ekonomi pada sektor pertanian melambat dari 3,39 persen menjadi 2,63 persen," jelas Erny. Lebih lanjut, pihaknya juga menjelaskan, bahwa pertumbuhan tertinggi di sisi pengeluaran, terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi.
Di antaranya Pengeluaran Konsumsi-Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 10,64 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 5,80 persen; Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 5,47 persen; dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 2,46 persen.
"Setelah tiga tahun lebih pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pemulihan ekonomi di Jawa Timur semakin pesat meski dengan level pertumbuhan yang berbeda-beda pada masing-masing Kabupaten/Kota," terang Erny.
Tercatat, terdapat tiga kabupaten/kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Provinsi Jawa Timur (Jatim). Di antaranya Kota Batu sebesar 6,19 persen; Kabupaten Sidoarjo sebesar 6,16 persen; dan Kota Malang sebesar 6,07 persen. Kabupaten Malang berada pada urutan 17 bersama Kabupaten Lumajang dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,00 persen.