JATIMTIMES - Aliansi Mahasiswa Jawa Timur (Amatir) dari 10 Perguruan Tinggi di Jawa Timur, bersatu dalam talkshow atau dialog bertema 'Pemuda Penentu Pemilu 2024' di salah satu kafe di Kota Malang, Selasa sore, (13/2/2024). Diskusi ini lebih kepada sikap bagaimana menanggapi berbagai macam fenomena mendekati hari gelaran Pemilu, maupun selepas pesta rakyat tersebut.
Dalam momen yang dihadiri kurang lebih 100 mahasiswa ini, cara pandang atau perspektif para mahasiswa tentang Pemilu 2024 juga dikupas tuntas dan menjadi bahan diskusi bersama dalam upaya mendorong proses Pemilu 2024 berjalan dengan lancar.
"Ini bukan deklarasi, tapi lebih kepada urun pendapat, rembuk bareng tentang masalah pemilu besok, arah gerak bangsa ke depan akan seperti apa," kata Presiden Mahasiswa BEM Politeknik Negeri Malang (Polinema), Ahmad Asas Hakiki.
Baca Juga : Papua Trending X Usai Viral Warga Bakar Kotak Suara PemiluÂ
Gilang Dalu, perwakilan dari BEM UMM, mengatakan, bahwa hal yang terpenting adalah mahasiswa sebagai bagian dari rakyat Indonesia harus berpartisipasi aktif dalam pesta demokrasi ini. Sehingga, datang ke TPS merupakan sebuah keharusan.
Selain itu, fenomena dikalangan mahasiswa, dijelaskan Gilang terdapat tiga penyakit yang disingkat Hepatitis. Hepatitis merupakan singkatan dari hedonisme, pragmatisme, dan apatisme. Hal ini tumbuh dikalangan mahasiswa, dimana mengarah pada apatis terhadap situasi politik dan tidak ingin turut campur.
"Ini yang tumbuh, hedon ketika hidup ingin bergelimang, pragmatis ingin simple, apatis itu tidak peduli. Kita harus sadar sekaligus mengedukasi, bahwa kita patron masyarakat. Jika tidak masuk pada ranah politik, kita tidak bisa membawa masa depan," tuturnya.
Sementara itu, Safreza, seorang influencer yang juga diundang dalam dialog itu, memandang bahwa media sosial dan keterbukaan informasi harus disikapi secara bijak oleh mahasiswa sebagai generasi Z. Artinya, mahasiswa harus mampu membentengi diri dan memfilter berbagai macam informasi yang diterimanya.
Tak dipungkiri, pada momen Pemilu, banyak berseliweran berbagai macam informasi hoax. Hal ini tentu menjadi ancaman serius jika seseorang tak mempunyai filter.
"Jika punya filter terhadap informasi, maka kita bisa menilai informasi tersebut benar dan baik atau tidak, minimal untuk diri sendiri, terlebih untuk mengedukasi masyarakat," paparnya.
Selain itu, dalam talkshow ini, aliansi mahasiswa dari 10 PT Jawa Timur, bersama dan sepakat berkomitmen dalam untuk menciptakan iklim kondusif, masif, dan progresif agar pemilu dapat berjalan baik.
5 poin komitmen telah disepakati dan dibacakan bersama oleh aliansi mahasiswa dari 10 PT Jawa Timur. Berikut 5 poin tersebut:
Baca Juga : Jelang Coblosan, Begini Hasil Pantauan KPU Kota Batu di sejumlah TPS
1. Mengajak mahasiswa untuk tidak golput dan datang coblos ke TPS. Kehadiran mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pemilu menjadi langkah nyata untuk menentukan arah masa depan.
2. Menciptakan suasana pemilu yang kondusif dan damai dengan bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan tanpa adanya perpecahan.
3. Capres dan Cawapres adalah putra-putra terbaik bangsa yang harus didukung ketika terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Capres dan Cawapres merupakan investasi masa depan bagi bangsa.
4. Mengembalikan kampus sebagai tempat ruang publik yang menjaga kondusifitas akademika di tengah Pemilu untuk menciptakan demokrasi yang sehat.
5. Bijak dalam menyaring informasi dengan mewaspadai propaganda atau narasi yang bertujuan memengaruhi opini. Serta menolak praktek money politics yang menyesatkan.