free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

Film Dirty Vote Dibanned? Rezim Jokowi Dianggap Sedang Panik

Penulis : M. Bahrul Marzuki - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13 - Feb - 2024, 19:26

Placeholder
Ilustrasi Film Dirty Vote

JATIMTIMES - Film dokumenter Dirty Vote tetiba hilang dari pencarian akun You Tube. Film tersebut semacam dihilangkan atau terkena banned.

Film arahan sutradara, Dandhy Dwi Laksono memang membuat geger Republik Indonesia. Baru dilaunching dalam hitungan jam sudah ditonton jutaan pasang mata di Indonesia.

Baca Juga : KPU Kabupaten Blitar Siapkan Kendaraan Tambahan untuk Distribusi Logistik Pemilu 2024 ke Daerah Terpencil

Mahasiswa Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair, Aulia Thaariq Akbar menyampaikan jika Dirty Vote ini sebuah film yang coba membantu menyusun kejadian-kejadian yang telah terjadi. Lalu disimpulkan dalam satu kerangka yakni kebobrokan kontestasi pemilu yang sistematis.

"Jadi bukan spekulasi semata. Mereka bertiga para ahli ini hanya membantu kita mencoba menjelaskan bagaimana rentetan-rentetan kecurangan atau kebobrokan itu terjadi," ujarnya, Selasa (13/2/2024).

Dari film tersebut kata mahasiswa yang juga Presiden BEM FISIP UNAIR ini masyarakat akhirnya menjadi tahu. Bahwa sistem pemilu kita ternyata yang merusak dari rezimnya sendiri. Sebab abbuse of power sangat seringkali terjadi di momen-momen selama pemilu.

Namun lanjut Atta sapaan akrabnya film dokumenter tersebut sekarang semacam terkena banned di Youtube. "Nah iya kena shadow ban Mas itu," tegasnya.

Atta beranggapan semacam ada kepanikan dari rezim Presiden RI, Joko Widodo saat ini. "Menurutku iya Mas. Apalagi kalau aku lihat ada yang sampe tiba-tiba ga dikasih izin dari tempatnya untuk mengadakan nobar," imbuhnya.

Senada Wakil Dekan FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Dr. Umar Sholahudin menyampaikan jika film ini sangat bagus bagi pemilih yang belum menentukan pilihannya atau yang masih galau. 

"Pesan moralnya jangan biarkan politisi bermasalah secara etik, hukum dan politik, melenggang ke istana. Pemilih bisa menghukum politisi bermasalah dengan cara tidak memilih mereka," tegasnya.

Menurut dia film itu juga memberikan penyadaran politik dan meningkatkan kesadaran politik masyarakat. Bahwa ada bopeng hitam politik dalam arena demokrasi dan pemilu 2024 ini. 

"Dan masyarakat pemilih perlu merdeka dalam memilih dengan tidak memilih politisi bermasalah," imbuh dia.

Baca Juga : Jokowi Diserang Bertubi-Tubi, Agus Noor: Mereka Mencintai Jokowi

Sementara itu beberapa jam setelah film itu muncul, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran sempat melakukan konferensi pers. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional, Habiburokhman, menilai film dokumenter tersebut bernada fitnah dan tidak ilmiah.

“Negara demokrasi semua orang memang bebas menyampaikan pendapat. Namun perlu kami sampaikan bahwa sebagian besar yang disampaikan dalam film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif dan sangat tidak ilmiah,” kata Habiburokhman dalam konferensi pers di Media Center TKN, Minggu (11/2/2024).

Sementara itu, Dhandy menuturkan, Dirty Vote akan menjadi tontonan yang reflektif di masa tenang pemilu. Diharapkan tiga hari yang krusial menuju hari pemilihan, film ini akan mengedukasi publik serta banyak ruang dan forum diskusi yang digelar. 

Berbeda dengan film-film dokumenter di bawah bendera WatchDoc dan Ekspedisi Indonesia Baru sebelumnya, Dirty Vote lahir dari kolaborasi lintas CSO. Ketua Umum SIEJ sekaligus produser, Joni Aswira mengatakan, dokumenter ini sesungguhnya memfilmkan hasil riset kecurangan pemilu yang selama ini dikerjakan koalisi masyarakat sipil. Biaya produksinya dihimpun melalui crowd funding, sumbangan individu dan lembaga.

“Biayanya patungan. Selain itu Dirty Vote juga digarap dalam waktu yang pendek sekali sekitar dua minggu, mulai dari proses riset, produksi, penyuntingan, hingga rilis. Bahkan lebih singkat dari penggarapan End Game KPK (2021),” kata Joni. 

Kemudian, Bivitri Susanti, menilai, film ini sebuah rekaman sejarah tentang rusaknya demokrasi negara ini pada suatu saat. Kekuasaan disalahgunakan secara begitu terbuka oleh orang-orang yang dipilih melalui demokrasi itu sendiri.

Film dokumenter Dirty Vote link sampai saat saat ini sudah ditonton sebanyak 6,69 Juta, sementara di tautan youtube PSHK Indonesia sebanyak 6,3 Juta penonton. Kalau dijumlah dari dua link tersebut sebanyak 13 juta penonton telah melihat film tersebut hingga berita ini ditulis (13/02).(*)


Topik

Politik Dirty Vote film dirty vote film dokumenter dandhy dwi laksono pemilu pemilu 2024



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

M. Bahrul Marzuki

Editor

Sri Kurnia Mahiruni