JATIMTIMES - Selama 20 tahun Yuning Kartikasari mengabdikan diri di dunia kerelawanan. Utamanya dalam gerakan sosial melalui Yayasan Bersama Anak Bangsa.
Dia membantu pendampingan dan advokasi bidang kesehatan, pendidikan, hingga kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti ODGJ dan lansia terlantar.
Baca Juga : Semarakkan Isra Mikraj, Indomaret Gelar Ajang Mencari Bakat
Ponselnya tak pernah sepi dari panggilan kemanusiaan dari berbagai kalangan di Malang Raya. Sepanjang 24 jam telinganya siap menerima keluhan siapa saja yang membutuhkan bantuan yayasan.
Yuyun, panggilan akrabnya, bersama yayasan yang baru resmi diakui pada 2022 lalu itu memberikan bantuan dari berbagai aspek kepada masyarakat yang membutuhkan.
Perkumpulan itu mulanya digagas sejak tahun 2004 silam. Apa yang dia lakukan bersama rekan-rekannya tak lepas dari kondisi sosial yang diamati.
"Awalnya dari komunitas, kita memang bergerak memang dari panggilan hati. Sehingga kita tidak berangan menjadi yayasan, yang penting bergerak terus atas kepedulian bagi yang memerlukan bantuan," cerita Yuyun kepada JatimTIMES, Senin (12/2/2024).
Suka dan duka ia mampu lewati hingga sekarang melalui berbagai rintangan. Sejak awal memulai dengan pendampingan dan aksi sosial bagi yatim dhuafa, berkembang ke berbagai bidang yang dibantu oleh yayasan.
Salah satu yang diimpikan yakni memiliki tempat yang layak khusus bagi yayasan sebagai wadah penampung masalah sosial masyarakat. Sebab, selama ini, Yuyun dan timnya belum memiliki fasilitas seperti kebanyakan yayasan. Namun, ia tak tinggal diam dan terus mengajak untuk membantu masyarakat.
Alasan terbesar bagi Yuyun untuk terus membantu masyarakat karena teringat pesan almarhum sang ayah untuk terus membantu sesama. Selagi dapat membantu orang lain, dirinya merasa menemukan sesuatu yang tak dirasakan orang lain dalam jiwanya.
Didikan orang yang paling dikaguminya itu menginspirasi Yuyun bersama saudari-saudarinya tahun 2002 yang menjadi anggota awal perkumpulan sebelum melahirkan yayasan. "Banyak suka duka maupun cerita yang membekas. Bagaimanapun kita ambil yang baik untuk bisa terus melakukan kebaikan dengan ikhlas," kata dia.
Bahkan, wanita asal Kelurahan Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang, itu memulai perkumpulan bakal yayasan itu hanya dari lima orang. Tak lain, lima orang itu saudara kandungnya sendiri yang sama sama mengikuti pesan sang ayah. Perlahan, kasus demi kasus pendampingan berbagai masalah masyarakat ditangani.
"Kami menemukan kasus dan menangani lansia terlantar, ODGJ, kasus perempuan dan anak, lalu mencoba mengurai satu per satu. Kadang satu hari tiga kasus kita tangani. Kalau memang butuh bantuaj birokrasi kita lakukan. Kita sebagai relawan berhadapan dengan pemerintahan juga kadang ingin dipermudah di lapangan," ucapnya.
Baca Juga : 100 Hari Kerja Pj Wali Kota Kediri Banyak Capaian Kinerja Yang Telah Diraih di Masa Kepemimpinannya
"Apa yang kita lakukan di lapangan harapannya mendapatkan perhatian. Sebagai mitra dirangkul bergerak bersama," kata dia.
Getirnya jerih dan payah yang dia lakukan bersama yayasan itu membuahkan hasil perjuangan yang tak percuma. Gerakan sosial yang dilakukan mampu memotivasi orang lain untuk turut bergabung melakukan hal yang sama. Hingga dia memiliki anggota di berbagai Kabupaten/Kota lain. Di antaranya Probolinggo, Blitar, Pasuruan, dengan total anggota 26 orang. 20 di antaranya berada di Kota Malang sebagai pusatnya.
Pada tahun 2014, pihaknya juga mendapat bantuan ambulans untuk operasional. Kini ia berkolaborasi dengan banyak lembaga di berbagai kegiatan sosial. Salah satunya dengan membentuk kelompok belajar, memberikan santunan anak yatim dan buka bersama saat Ramadan bersama yatim duafa. Salah satunya berkolaborasi dengan Rumah Sedekah Nahdlatul Ulama (NU) yang terus bersinergi untuk memberikan bantuan-bantuan sosial.
"Kedepan saya ingin tingkatkan kolaborasi dan sinergi kita ini dengan dinas terkait. Karena apa pun yang terjadi sebenarnya tugas bersama sama," tutur wanita 53 tahun itu.
Atas bantuan kolaborasi dengan berbagai lembaga pula, gerakan sosial yang dilakukan semakin meluas. Di antaranya pendampingan pelayanan medis, pendampingan hukum perempatan dan anak, perbantuan sarana pendidikan di luar sekolah bagi anak dhuafa, hingga endampingan PMKS (penyandang masalah kesejahteraan sosial).
Yayasan Bersama Anak Bangsa juga bekerja sama dengan Dinsos Kota Malang, Dinkes Kota Malang, LPA Malang, WCC Dian Mutiara dan banyak lainnya. Atas gerakan sosial dari yayasan pula, baru-baru ini Yuyun berhasil menjadi Jjuara 2 mewakili Kota Malang dalam Relawan Teladan Tingkat Provinsi Jatim.
Kabarnya, ia juga bakal mendapatkan penghargaan dari Rumah Sedekah NU dalam waktu dekat. Namun bagi Yuyun, wujud nyata apa yang yang dilakukan kepada masyarakat menjadi yang utama. Ia beranggapan panggilan kemanusiaan harus dijalani dengan konsisten.
"Pesan bapak kami untuk kemanusiaan menjadi slogan kita. 'Ojo leren dadi wong apik' atau jangan berhenti jadi orang baik selalu diingat sampai sekarang," imbuhnya.