JATIMTIMES - Pers berperan penting dalam menyebarluaskan gagasan kebangsaan Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu, dalam setiap pemberitaan penting dan wajib untuk menyisipkan perihal wawasan kebangsaan sehingga mampu berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
"Teman-teman wartawan tetap berpegang teguh pada ideologi Pancasila maupun kode etik jurnalistik setiap bekerja dan dalam pemberitaan," jelas Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya, Cahyono dalam Sosialisasi Empat Pilar RI di UM, Jumat (9/2/2024).
Baca Juga : Megawati Soekarnoputri Dua Kali Berziarah ke Makam Bung Karno jelang Pemilu 2024
Lebih lanjut dijelaskannya, PWI Malang Raya selama ini juga terus memberikan edukasi dalam hal wawasan kebangsaan kepada masyarakat. Namun, sebelum itu para wartawan sendiri, khususnya anggota PWI Malang Raya juga telah diberikan pahaman wawasan kebangsaan dan nasionalisme melalui Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI).
"Pendidikan jurnalistik melalui SJI ketika sudah lulus UKW, salah satu materinya adalah tentang wawasan kebangsaan. Wartawan sebelum terjun ke lapangan harus punya bekal pendidikan melalui SJI. Tentu hal ini untuk semakin menjamin profesionalisme wartawan," jelasnya Sosialisasi Empat Pilar RI di UM, Jumat (9/2/2024).
Dengan keprofesionalan yang terjamin, maka menjadi salah upaya dalam mewujudkan kesehatan pers. Dengan pers yang sehat, maka berpengaruh juga pada berbagai aspek lain, seperti demokrasi berkembang dengan baik.
Lebih dari itu, upaya pers dalam membangun semangat kebangsaan masih tetap relevan sejauh pers mampu memberi pemaknaan baru pada semangat tersebut, guna mendorong pembangunan dan mewujudkan Indonesia yang maju, terhormat dan bermartabat.
Meski begitu, tak dipungkiri jika saat ini masih banyak oknum yang mengatasnamakan wartawan yang bekerja tidak menjunjung tinggi kode etik. Sehingga, dalam sebuah pemberitaan tendensius dan hanya semata untuk sebuah kepetingan yang akhirnya menyimpang dari norma.
Baca Juga : Peringati Isra' Mi'raj, TKN Gelar Sholawat Kebangsaan untuk Kemenangan Prabowo-Gibran
Kelemahan sejumlah pers seperti ini, bukan lantas karena memudarnya wawasan kebangsaan. Tetapi, lebih kepada kegagalan memahami dan menerapkan prinsip jurnalisme dan etika.
"Sudah ada laporan oknum yang seperti ini di PWI Malang Raya. Sekarang ada istilah wartawan Panadol, mereka melakukan liputan, mencari narasumber tapi tidak melewati tahapan untuk menjadi jurnalis. Sehingga ketika bekerja mereka tidak menerapkan kode etik, apalagi terkait wawasan kebangsaan," pungkasnya.