JATIMTIMES - UMKM di Kota Batu terus berupaya agar produknya bisa merambah pasar di luar negeri. Hingga saat ini sudah 35 pelaku usaha yang merambah pasar luar negeri.
Beberapa produk yang diekspor di antaranya, kerajinan kayu dari Tohu Craft, Dusun Rejoso, Desa Junrejo, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mitra Arjuna, Keripik Tempe CV Arjuna 999 yang berhasil ekspor ke Singapura, dan Madu Kota Batu berhasil masuk ke Pakistan serta kokedama CV Bunga Melati masuk ke Jepang.
Baca Juga : Jelang Imlek 2024, Okupansi Hotel di Kota Batu Masih Low
Yang terbaru, ada produk batik dari SLB Eka Mandiri dan produk Griya Batik Shiny Kupu Sutra yang mulai dilirik oleh Amerika Serikat dan Australia. “Namun, masih belum sampai ekspor, tapi sudah diincar market luar negeri," kata Penyuluh Industri dan Perdagangan Ahli Muda Diskumdag Kota Batu, Yossi Hendrawan.
Tantangan terbesar ekspor untuk Kota Batu adalah UMKM belum bisa memenuhi target permintaan pasar luar negeri. Yossi mencontohkan produk makanan olahan keripik apel, keripik nangka, dan lain-lain. Kategori ini masuk produk musiman.
“Jadi, agak susah untuk memenuhi target dari luar negeri,” imbuh Yossi. Alhasil produk-produk tersebut hanya bisa diekspor dengan jumlah terbatas.
Ekspor dengan jumlah sedikit biasanya disebut ekspor tentengan. Misalnya, dititipkan melalui teman atau jasa titip (jastip) yang ke luar negeri.
Baca Juga : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Targetkan 2.000 Sertifikasi Halal bagi UMKM
Lalu potensi ekspor hortikultura (sayur-buah) sejauh ini hanya beberapa saja. Sebab punya tantangan yang cukup besar. Terkadang permintaan luar daerah cukup kewalahan. Sehingga, ekspor sayuran asal Kota Batu ini hanya beberapa pelaku usaha.
Ke depan Pemkot Batu berharap agar pelaku usaha di Kota Batu terus menjaga komitmen dan konsistensinya. Dengan hal tersebut agar usaha bisa berkembang, yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat. Yakni dengan menghadirkan lapangan pekerjaan.