JATIMTIMES - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bisri atau akrab disapa Gus Mus mengaku khawatir saat Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan pidato dalam Harlah NU ke-101.
Bahkan Gus Mus mengaku akan keluar dari forum jika kedua tokoh PBNU tersebut menyinggung soal capres. Pernyataan Gus Mus tersebut disampaskan saat memberi tausiyah dalam Pembukaan Konferensi Besar (Konbes) NU dan Halaqah Nasional Peradaban Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta.
Baca Juga : Gus Iqdam Ijazahkan Amalan Anti Miskin, Dibaca Jumat Terakhir Rajab 2024
"Saya, ketika ketua umum pidato, rais aam pidato, ketar-ketir, jangan-jangan nyinggung pilpres. Saya sudah niat, begitu nyebut pilpres, saya keluar," kata Gus Mus, dikutip dari Youtube TVNU, Selasa (30/1/2024).
"Untungnya tidak (bahas Capres)," sambungnya.
Menurut Gus Mus, bukan menjadi tugas Nahdlatul Ulama (NU) untuk memenangkan capres-cawapres dalam Pilpres 2024. "Itu bukan urusannya NU,” tegasnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang itu menegaskan bahwa urusan dan tugas NU adalah memenangkan Indonesia. "Urusannya NU itu memperbaiki kinerja, memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres," tegas Gus Mus.
Sebelum Gus Mus berpidato, Gus Yahya dalam sambutannya menyampaikan bahwa NU harus berperan nyata, tidak bekerja bak mengejar layangan putus yang hanya ikut beramai-ramai tanpa mendapatkan hasil.
"Kita harus memacu kinerja untuk mengawal kemenangan Indonesia karena di tengah tantangan sejarah berskala peradaban ini Indonesia harus menang supaya kita semua tetap berdaulat," katanya.
Baca Juga : Marak Pencurian Meter Air, Dirut Tugu Tirta Minta Polisi dan Pelanggan Waspada
Sementara itu, Miftachul Akhyar pada kesempatan tersebut mengingatkan agar pengurus NU dapat mendengar dan menaati keputusan organisasi. "Oleh karena itu di beberapa tempat saya sampaikan, ismau athiu. Sampaikan sam'an wa thoatan, karena itu pun sangat dipesankan Rasulullah SAW," ungkapnya.
Miftachul turut mengutip Al-Qur'an surat al-Maidah ayat 7 untuk menegaskan pernyataannya tersebut. "Ingatlah nikmat Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah Dia ikatkan kepadamu ketika kamu mengatakan, 'Kami mendengar dan kami menaati'. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati," ujarnya.
"Janji Allah baiat kita, perjanjian kita, kalau diikuti dengan samina wa athona ini kata Allah, wadzkuru ni'matallah (ingatlah nikmat-nikmat Allah)," pungkas Miftachul.