JATIMTIMES - Transportasi online kini telah menjadi bagian kehidupan masyarakat. Dalam melakukan berbagai kegiatan, transportasi online memanfaatkan aplikasi telah banyak membantu masyarakat. Misalnya memanfaatkan jasa ojek online (ojol) ketika akan berpergian, bekerja, belanja, pengiriman paket dan yang lainnya.
Lantas, berapa sih biaya atau budget yang dikeluarkan masyarakat ketika menggunakan transportasi online? Dan seberapa banyak seseorang dalam menginstal aplikasi layanan transportasi online dari penyedia jasa yang berbeda?
Baca Juga : Punya Reputasi dan Ranking yang Bagus, UIN Maliki Malang Pilihan Pas Bagi Calon Mahasiswa
Hasil survei Goodstat baru-baru ini membeber besaran biaya yang dikeluarkan masyarakat. Survei bertajuk "Pola Perilaku Masyarakat Indonesia Saat Menggunakan Transportasi Online" ini juga menyebut masyarakat tak hanya menginstal satu aplikasi transportasi online pada smartphone-nya.
Seperti diketahui, penyedia jasa transportasi online di Indonesia banyak berkembang. Mulai dari Gojek, Grab, Maxim, Indriver dan yang lainnya. Semua penyedia jasa transportasi online itu memiliki tarif maupun promo masing-masing.
Dari hasil survei, setiap bulannya 65,7 persen masyarakat ternyata menghabiskan dana Rp 300 ribu untuk transportasi online. Kemudian ada juga masyarakat yang memang dalam penggunaan layanan transportasi online tergolong cukup. Dalam sebulan 21,6 persen masyarakat dapat menghabiskan budget Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu.
Berikutnya ada 11,3 persen masyarakat yang dalam penggunaan layanan transportasi online sebulan menghabiskan Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta.
Untuk mereka yang dalam penggunaan layanan online menghabiskan budget Rp 1 juta hingga Rp 3 juta, persentasenya sedikit. Pengguna yang menghabiskan budget dengan jumlah ini tentunya merupakan kalangan menengah atas. Proporsinya ada 1,4 persen masyarakat yang menyatakan hal ini.
Dalam mekanisme pembayaran, layanan transportasi online memiliki banyak kemudahan dalam cara pembayaran. Mulai dari digital maupun secara tunai ataupun melalui payment kredit card.
"Di antara beberapa metode pembayaran, rupanya keberadaan opsi pembayaran secara digital ini menjadi metode terfavorit bagi pengguna jasa," kutip dari laman Goodstat.
Dari banyaknya pilihan penyedia jasa transportasi online, ternyata juga disambut baik banyak masyarakat. Tak sedikit masyarakat yang ternyata menginstal lebih dari satu aplikasi.
Baca Juga : Palapa Mojo, Satu Portal Pelayanan Publik Kota Mojokerto
57,7 persen masyarakat yang menjadi responden, mengaku telah menginstal 2 aplikasi transportasi online. Kemudian, ada juga yang menginstal 3 jenis aplikasi transportasi online pada smartphonenya. Persentase masyarakat ini mencapai 20,7 persen.
Sedang hanya 17,4 persen yang mengaku hanya menginstal 1 aplikasi transportasi online dalam smartphonenya. Dan ada juga 4,2 persen masyarakat yang menginstal lebih dari 3 aplikasi transportasi online dalam smartphonenya.
Dengan masyarakat yang menginstal lebih dari satu aplikasi transportasi online, tentunya hal ini bukan hanya sebatas persaingan bisnis. Namun, juga dipengaruhi oleh banyak faktor.
Ada 70,4 persen gang mengaku menginstal lebih dari 1 aplikasi untuk membandingkan harga. Kemudian, ada 53,3 persen yang mengintal aplikasi lebih dari satu untuk mendapatkan dan membandingkan promo yang ditawarkan.
Selain itu, ada 52,6 persen masyarakat menginstal aplikasi transportasi online lebih dari satu untuk antisipasi saat kesulitan mendapatkan driver. Disusul 32,6 persen masyarakat yang mengaku untuk antisipasi jika aplikasi mengalami error.
"Tak hanya itu, sebagian kecil masyarakat juga mengakui penginstalan lebih dari 1 aplikasi ini dilandasi oleh rasa penasaran dengan layanan pada aplikasi lainnya, sekitar 10,4 persen dan alasan lain 13,6 persen," kutip dari laporan Goodstat.
