JATIMTIMES - Akademisi Komunikasi Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) Dr. Verdy Firmantoro, M.Ikom menyebut, di momentum debat calon wakil presiden (cawapres) yang akan berlangsung nanti malam, banyak pihak yang menunggu kejutan dari sosok Calon Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Verdy mengungkapkan, bahwa sosok Gibran di setiap kali proses tahapan Pemilu 2024 selalu menyita perhatian. Tidak terkecuali pada rangkaian kegiatan debat cawapres. Terlebih lagi pada debat calon wakil presiden pada Jumat (22/12/2023) lalu Gibran hadir dengan melakukan serangan kepada masing-masing cawapres. Mulai dari ke Abdul Muhaimin Iskandar dan Mohammad Mahfud MD, yang notabene keduanya merupakan tokoh politik serta praktisi hukum senior di Indonesia.
Baca Juga : Ojol yang Datang di Kampanye Prabowo Diduga Diiming-iming Uang Rp 100 Ribu
"Sebenarnya kalau dilihat kita akan menunggu bagaimana kejutan Gibran. Di mana pada debat cawapres yang pertama, Gibran membuat semua orang berdebat dan nanti kita akan lihat sejauh mana (performa) Gibran dan antisipasi dari cawapres yang lain," ungkap Verdy, Minggu (21/1/2024).
Disinggung mengenai alasan mengapa Gibran yang akan ditunggu kejutannya, Verdy pun menjelaskan bahwa saat ini Gibran merupakan sosok cawapres yang memiliki tugas banyak. Terlebih lagi pada debat calon presiden (capres) kedua pada Minggu (7/1/2024) lalu penampilan Prabowo Subianto dinilai kurang maksimal.
"Kemarin ketika Pak Prabowo di debat capres kedua sempat kurang maksimal Gibran punya PR untuk menaikkan grade dalam forum perdebatan itu agar perbincangan dan sentimen positif itu kembali," jelas Verdy.
Selain itu, Akademisi yang menuntaskan program doktoralnya di Universitas Indonesia ini mengatakan, bahwa sejak awal tampilnya Gibran di kontestasi Pemilu 2024 sebagai cawapres sempat diremehkan oleh banyak pihak. Namun, hal itu dapat dibuktikan dengan penampilan all-out Gibran pada debat cawapres pertama.
"Kemudian istilahnya masyarakat masih menunggu karena dengan perdebatan kemarin yang pertama itu kan masyarakat masih menunggu apakah Gibran ini betul-betul menguasai materi atau Gibran itu disiapkan (sesaat)," beber Verdy.
Oleh karena itu, di momentum debat cawapres kedua kali ini, konsistensi pemahaman materi debat mulai dari konten maupun konteks dari Gibran ini diuji.
"Apakah menguasai konten dan konteks itu pemahamannya secara personal atau itu istilahnya bagian hanya sekadar kemudian di proses atau dilatih," kata Verdy.
Sementara itu, untuk dua kandidat cawapres yang lain yakni Abdul Muhaimin Iskandar dan Mohammad Mahfud MD yang ditunggu bukan hanya penguasaan materi, tetapi bagaimana keduanya berani melakukan serangan atau memberikan antitesis dari narasi-narasi pemerintahan saat ini atau pernyataan dari Gibran.
"Jadi PR-nya 01 dan 03 itu lebih menonjolkan terkait dengan celah yang bisa diisi untuk menawarkan kebaruan sementara Gibran tentu yang harus dikuasai adalah bagaimana defense terkait dengan program yang ada saat ini dan tawaran untuk kemudian meyakinkan bahwa dirinya itu layak," terang Verdy.
Lebih lanjut, menurutnya, gaya komunikasi juga menjadi salah satu kejutan dari masing-masing cawapres yang lain untuk bisa mendapatkan empati dari masyarakat.
Karena jika merujuk pada konteks komunikasi politik ketimuran, maka penguasaan materi saja tidak cukup. Perlu adanya kemampuan untuk menyampaikan pesan agar dapat memperoleh simpati maupun empati dari masyarakat.
"Maka di debat cawapres ini akan ditunggu berkaitan dengan sentimen positif akan bergerak ke siapa ketika mereka menguasai konten dan konteks sekaligus penyampaian komunikasi yang pas," pungkas Verdy.
