JATIMTIMES - Puncak Haul Wali Songo se-Nusantara di Ponpes Babussalam, Desa Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Sabtu (6/1/2024) berlangsung meriah tanpa meninggalkan kekhidmatannya.
Ribuan umat muslim dari berbagai kota di Indonesia, hadir dalam Haul Wali Songo yang digagas para Dzurriyah Wali Songo se-Nusantara tersebut.
Baca Juga : Hariyono Akuisisi Tim Liga 3 MBU Baruna FC: Awalnya dari Keinginan Sederhana
Pengasuh Ponpes Babussalam sekaligus Penggagas Haul Wali Songo, KH Thoriq Bin Ziyad mengatakan, kebangkitan Dzurriyah Wali Songo adalah fakta sejarah yang terjadi pada keluarga Wali Songo secara keseluruhan. Menurutnya, hal itu sekaligus dijadikan momentum untuk bergotong royong menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kita Dzurriyah Wali Songo kenapa tidak bangkit, karena selama ini kita dipecah belah oleh kolonial, saatnya Dzurriyah Wali Songo se-Nusantara hari ini, untuk bersama-sama, kita saling berpadu, gotong royong, saling sengkuyung agar NKRI tetap ada. Dan empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45 tetap tegak berdiri," terang pria yang akrab disapa Gus Thoriq, Sabtu (6/1/2024) petang.
Menurutnya, negara Indonesia adalah warisan yang diberikan kepada anak cucu Dzurriyah Wali Songo yang harus dipertahankan. Hal itu pun menurutnya tetap perlu dijaga dan tidak boleh diubah sedikit pun.
"Tidak boleh dirubah rubah. Kita selaku Dzurriyah Wali Songo harus mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia," imbuhnya.
Menurut pria yang juga Inisiator Hari Santri ini, sampai hari ini informasi dari Lembaga Naqobah Ansab Auliya Tis'ah (NAAT), atau Lembaga Pencatat Nasab Wali Songo, di Indonesia Dzurriyah Wali Songo berkisar jutaan orang. Yang seluruhnya tersebar hampir di seluruh Pulau Jawa.
"Kebetulan saya bukan pengurus NAAT pusat, tapi informasi kami dapat jumlah Dzurriyah Wali Songo di Indonesia ini berkisar jutaan orang. Mereka tersebar di seluruh Pulau Jawa. Bahkan ada di Ponpes, mushola dan madrasah itu kebanyakan Dzurriyah Wali Songo. Termasuk ada juga yang sudah menyebar hingga ke Sumatra, Kalimantan dan Nusa Tenggara juga ada," terangnya.
Dirinya juga memastikan bahwa Dzuriyah Wali Songo akan senantiasa mengawal keutuhan bangsa dan negara. Hal itu juga akan diwujudkan dalam kehidupan bersosial bermasyarakat tanpa membedakan ras dan suku.
"Kita Dzurriyah Wali Songo tidak akan membedakan ras dan suku, yang penting tetap pada tujuan kemerdekaan. Sebab NKRI sebagai bentuk warisan sistem kenegaraan ini harus terus dikawal oleh Dzuriyah Wali Songo, dan UUD 45 harus terus di tegakkan oleh Dzuriyah Wali Songo dimanapun mereka berada," tegasnya.
Gus Thoriq menerangkan, lembaga NAAT sejauh ini tidak hanya berdiri secara mandiri. Namun sudah bekerjasama dengan lembaga lembaga nasab serta aqobah dari luar negeri.
"Lembaga nasab internasional sudah menyatakan, bahwa Dzuriyah Wali Songo di Indonesia ini patut mendapatkan isbat, patut memperoleh sertifikat dan penetapan blood line dari Bani Qurays," katanya.
Kedepannya, Dzurriyah Wali Songo se-Nusantara bakal lebih memantapkan visi dan misi, bergerak dan beraksi mengutamakan keutuhan bangsa dan mengawal penuh empat pilar kebangsaan. Sementara soal tahun politik, dirinya menegaskan bahwa Dzurriyah Wali Songo tidak berafiliasi dengan partai politik manapun. Dzurriyah Wali Songo dibebaskan memilih pilihannya masing masing.
"Soal politik bebas memilih siapapun pemimpinnya, yang penting pilih saja calon yang tegak lurus dengan empat pilar kebangsaan," pungkasnya.