JATIMTIMES - Salah satu pemimpin senior Hamas, Saleh al-Arouri, gugur setelah menjadi korban serangan drone Israel. Arouri meninggal di Beirut pada Selasa (2/1/2024) waktu setempat. Kejadian ini terjadi tiga bulan setelah serangan lintas batas kelompoknya, yang memicu perang di Gaza.
Sebelum akhir hayatnya, dia mendorong warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel untuk bersenjata di tengah lonjakan kekerasan.
Baca Juga : Ketuk Pintu Langit, Laskar Santri AMIN Jember Gelar Istighosah
"Saya menanti syahid dan merasa hidup terlalu lama," ungkap Arouri pada bulan Agustus 2023 lalu.
Pembunuhan ini menjadi momen penting bagi Hamas. Pasalnya, Israel berupaya menghilangkan Arouri sebagai pembalasan atas serangan pada 7 Oktober. Saat itu, para pejuang Hamas menyerbu melintasi perbatasan, menewaskan 1.200 orang, dan menyandera 240 orang.
Meskipun kurang berpengaruh dibandingkan pemimpin Hamas di Gaza, Arouri dianggap sebagai tokoh kunci dalam gerakan ini. Ia merencanakan operasi Hamas di Tepi Barat dari pengasingan di Suriah, Turki, Qatar, dan akhirnya Lebanon setelah menjalani waktu lama di penjara Israel.
Sebagai pejabat senior Hamas di Lebanon, perannya besar dalam memperkuat hubungan Hamas dengan kelompok Syiah Lebanon, Hezbollah, dan melalui itu dengan Iran, pendukung utama keduanya.
Arouri juga memiliki pertemuan dengan pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, serta pejabat Iran di Lebanon. Sumber Hamas menyebutkan bahwa ia bekerja sama dengan mereka untuk mengkoordinasikan posisi terkait konflik di Gaza.
Hamas telah mengonfirmasi kematian Arouri. Sementara kelompok terkait, Jihad Islam, bersumpah akan membalas dendam.
Baca Juga : Kronologi Terbakarnya Pesawat Japan Airlines yang Menewaskan 5 Korban
"Tindakan tersebut (serangan yang berujung kematian Arouri) tidak akan luput dari hukuman," tegas kelompok Jihad Islam dalam pernyataan pada hari Selasa.
Di internal Hamas, Arouri dijelaskan sebagai pendukung rekonsiliasi antara faksi Palestina yang berseteru. Ia memiliki hubungan baik dengan Fatah, partai Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang berkuasa di Tepi Barat.
Meski Hamas dan Fatah berselisih selama bertahun-tahun, Arouri dianggap keras dalam konflik dengan Israel. Ia membantu mendirikan sayap militer Hamas, Brigade Izz el-Deen al-Qassam dan dituduh mengatur serangan mematikan selama bertahun-tahun. Termasuk penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel di Tepi Barat pada tahun 2014, yang memicu serangan Israel di Gaza dengan korban 2.100 warga Palestina.