JATIMTIMES - Abu Bakar As Shiddiq RA menjadi orang yang pertama masuk Islam. Ia juga merupakan sahabat dekat Rasulullah SAW. Dedikasinya dalam perjuangan dan mendakwahkan Islam tak perlu diragukan lagi.
Abu Bakar As Shiddiq RA lahir pada tahun 572 M. Beliau merupakan keturunan Bani Taim, golongan Quraisy. Beliau terlahir dengan nama Abu Bakar Abdullah 'Atiq bin Abi Quhafah Usman.
Baca Juga : Harga BBM Non Subsidi Turun Per-1 Januari 2024, Pertamax Jadi Segini
Abu Bakar wafat pada usia 63 tahun, sama seperti Rasulullah SAW. Wafatnya Abu Bakar terjadi pada tanggal 22 Jumadil Akhir tahun 13 Hijriah. Jasadnya dimakamkan di rumah Aisyah RA, di samping makam Rasulullah SAW.
Setelah Abu Bakar As Shiddiq berpulang, beliau meninggalkan beberapa peninggalan berharga bagi umat Muslim. Lantas, apa saja peninggalan beliau?
Dalam buku Jejak Langkah Abu Bakar, peninggalan Abu Bakar Ash-Shidiq bukan dalam bentuk harta. Bahkan dalam hal harta, Abu Bakar tak meninggalkan harta sedikitpun. Harta yang dimiliki diberikan kepada Umar bin Khatab.
Melihat apa yang diberikan, Umar tak kuasa menahan tangis. “Akankah khalifah-khalifah setelahmu mau bersusah payah sepertimu, wahai Abu Bakar?” tanya Umar.
Namun sebelum meninggal, Abu Bakar sempat membangun sebuah Baitul Mal yang ada di daerah Sanah. Kemudian saat Abu Bakar pindah ke Madinah, maka turut serta Baitul Mal tersebut pindah.
Dalam Baitul Mal itu, hasil penambangan para kabilah dikumpulkan. Hasil pengumpulan tersebut, kemudian diberikan Abu Bakar kepada umat Islam dengan jumlah tertentu agar terwujud keadilan bagi rakyatnya.
Para janda di Madinah juga mendapatkan selimut beludru yang dibeli Abu Bakar agar terhindar dari dingin saat musim dingin tiba.
Selain itu, hasil dari Baitul Mal juga digunakan Abu Bakar untuk memperkuat dan melengkapi peralatan perang pasukan Islam, mulai dari kuda dan yang lainnya.
Kemudian, usai Abu Bakar dimakamkan, Umar dan beberapa sahabat kemudian membuka Baitul Mal peninggalan Abu Bakar. Di dalamnya, ditemukan uang sejumlah 1 dirham yang ada dalam sebuah karung.
Baca Juga : Para Sekretaris Nabi yang Jadi Pencatat Wahyu
Selain itu, Umar dan para sahabat tidak menemukan harta lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Abu Bakar tidak ada urusan terhadap harta sebelum ia wafat.
Namun, sebelum Abu Bakar wafat, putrinya Aisyah RA berkata, “Demi masa, tidaklah kekayaan itu bisa menolong seseorang. Di saat dihimpun di padang mahsyar dan hati menyempit.”
Mendengar perkataannya, Abu Bakar menoleh ke arah putrinya. Beliau berkata, “Wahai anakku, janganlah engkau berkata seperti itu. Katakanlah, dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya” (QS. Qaf ayat 19).
Kemudian, ada pula peninggalan beliau yang lainnya, yakni seekor keledai dan unta. Semasa hidupnya, Abu Bakar memanfaatkan unta tersebut untuk mengambil air, mengambil mangkuk penampung susu ternak.
Selain itu sehelai kain yang ia gunakan ketika terdapat tamu yang berkunjung. Hal ini juga dijelaskan dalam buku Abu Bakar Al-Shiddiq: Khalifah Pembawa Kebenaran oleh Khalid Muhammad Khalid.
Dalam buku Jangan Takut Hadapi Hidup karya Dr Aidh Abdullah Al-Qarny, Abu Bakar bukan hanya meninggalkan keledai dan unta saja, namun juga dua potong baju. Peninggalan Abu Bakar kemudian dimasukkan dalam Baitul Mal.
Apa yang dilakukan Abu Bakar ini, tentunya menyimpan makna. Dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi semua orang, terutama bagi seorang pemimpin di masa setelahnya.
