JATIMTIMES - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengaku tengah berduka karena kabar dugaan penganiayaan terhadap relawannya yang dilakukan oleh oknum TNI.
Ia juga turut berduka cita atas meninggalnya relawan dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, karena dugaan tindak pidana kekerasan.
Baca Juga : Relawannya Dikeroyok Oknum TNI di Boyolali, Ganjar: Kalau Tak Ngerti Aturan, Pecat!
"Ya, saya turut berduka. Pada yang kemarin saya dikabarkan ada relawan yang meninggal dunia," kata Ganjar, melansir Antara, Minggu (31/12/2023).
Tak tinggal diam, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut juga telah meminta kepada Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud untuk menangani kasus relawan meninggal dunia.
"Maka kami minta tim pemenangan (TPN Ganjar-Mahfud) untuk segera urus, dan sekarang tim hukum sedang mendalami soal itu," ujar Ganjar.
Sementara itu, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis melaporkan sebanyak satu orang relawan meninggal dunia dan empat orang mengalami luka berat akibat kekerasan dari oknum TNI.
"Kami mendapatkan laporan dari Klaten dan Boyolali (Jawa Tengah) ini laporan dengan brutalitas dan tindak kekerasan yang sangat-sangat tidak bisa diterima. Satu meninggal dunia dan empat orang mengalami luka-luka berat," kata Todung.
Todung juga menjelaskan bahwa satu relawan Ganjar yang meninggal dunia berasal dari Klaten dan meninggal di rumah sakit. "Yang meninggal dunia ini adalah relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang diduga mengalami kekerasan dan brutalitas dari pendukung pasangan calon yang lain," ujarnya.
Baca Juga : Program Makan Siang Gratis Prabowo- Gibran Dikritik Mahfud, TKN Buka Suara
Sedangkan empat korban yang mengalami luka-luka disebabkan penganiayaan oleh oknum TNI di pos TNI setempat. Sehingga pihak TPN mendesak Panglima TNI untuk segera mengambil tindakan.
"Kalau itu benar, kami ingin minta kepada Panglima TNI (Jenderal TNI Agus Subiyanto) untuk mengambil tindakan yang tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini," ujar Todung.
Selain itu, ia mengatakan bahwa pihaknya meminta investigasi lebih lanjut dari Kepolisian dan TNI mengenai penganiayaan tersebut.
"Kami ingin minta investigasi dari pihak Kepolisian dan TNI, karena kami sangat prihatin dan sangat sedih dan tidak bisa membayangkan. Apakah kita akan punya pemilu dan pilpres yang damai kalau keadaan semacam ini akan terus berlanjut apalagi akan bereskalasi? Jadi ini tidak bisa dibiarkan," pinta Todung.