JATIMTIMES - Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengatakan anak muda biasa diremehkan. Gibran mengatakan waktu yang akan membuktikan soal kemampuan anak muda.
"Anak muda diremehkan itu biasa. Nanti tinggal tunggu timing aja untuk pembuktian ya," ujar Gibran saat menggelar pertemuan dengan influencer dan UMKM se-Manado di Community of Jalan Roda, Manado, Minggu (24/12/2023).
Baca Juga : Jaring 49 Pemain Muda Berbakat, PSSI Situbondo Optimis Bisa Berlaga di Kompetisi Level Lebih Tinggi
Ia lalu mengajak anak muda untuk tidak menyerah. Gibran mengatakan anak muda harus membuktikan kemampuannya. "Pokoknya jangan sampai kita nyerah. Jangan sampai kita rendah diri, kita buktikan saja," ucapnya.
Lebih lanjut, Wali Kota Solo ini mengatakan banyak yang lebih muda dari dirinya yang menjabat di pemerintahan. Gibran menyebut dirinya bukan wali kota termuda.
"Saya ini sebetulnya telat. Yang lebih muda dari saya itu banyak banget. Saya tuh telat sebenarnya. Jadi jangan dibilang wali kota termuda, nggak, banyak yang lebih muda, banyak yang lebih hebat," tuturnya.
Pada kesempatan itu juga, Gibran bercerita soal dirinya harus menghafal pernyataan yang disampaikan saat penutupan atau closing statement debat cawapres. Gibran mengaku baru tahu kalau kandidat boleh membawa contekan saat debat.
"Di closing statement debat ya. Saya baru tahu kalau debat itu boleh bawa contekan. Yang lain pakai contekan saya harus ngehafal," ujar Gibran.
Baca Juga : Dapat Dukungan JK, Kapten Timnas AMIN Yakin Anies-Cak Imin Menang
Ia mengatakan dirinya mengajak anak muda untuk mempersiapkan Indonesia emas 2045 saat menutup debat Cawapres. Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini mengatakan Indonesia emas harus disiapkan oleh anak muda.
"Kemarin kami mengajak anak muda, kesempatan untuk Indonesia emas 2045 datangnya hanya sekali. Yang nyiapin itu anak-anak seumuran kita. Nanti yang menikmati anak cucu kita 2045," kata dia.
Gibran mengatakan bonus demografi hanya datang sekali. Jika tak memanfaatkan demografi, kata Gibran, Indonesia tak akan mengalami kemajuan. "Datangnya cuma sekali, karena bonus demografi datangnya juga cuma sekali, nggak akan terulang lagi. Kalau tidak tercapai Indonesia akan gini-gini terus. Terjebak pada middle income thread," ucapnya.