JATIMTIMES - Menjelang gelaran pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang, Ketua Umum DPP Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Endang Zenal menegaskan bahwa AGPAII milik semuanya.
Endang mengatakan, bahwa AGPAII merupakan sebuah organisasi yang bersifat independen dan tidak memihak kepada seluruh kepentingan politik maupun kontestan politik di Pemilu 2024.
"Karena AGPAII ini independen dan tidak memihak kepada siapapun, tapi milik siapapun," ungkap Endang, Minggu (17/12/2023).
Terlebih lagi, pada 14 Februari 2024 mendatang, masyarakat akan memilih para wakilnya untuk menyalurkan aspirasi yang tentunya dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Di antaranya memilih Presiden RI-Wakil Presiden RI, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD Provinsi dan anggota DPRD Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Setidaknya untuk saat ini, para anggota AGPAII akan dihadapkan dengan tiga pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden RI. Yakni Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar; Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka; dan Ganjar Pranowo-Mohammad Mahfud MD.
Menurut Endang, meskipun terdapat tiga pasangan calon Presiden RI-calon Wakil Presiden RI, para anggota AGPAII diinstruksikan untuk tidak terlibat dalam politik praktis. "Kita berada di semuanya. Karena AGPAII milik semuanya, AGPAII ada di mana-mana. Siapapun pemenangnya, kita dukung," kata Endang.
Secara tegas pihaknya juga menyampaikan, dalam gelaran Pemilu 2024, seluruh anggota dan pengurus AGPAII harus bersikap netral. "Jadi kita tetap netral kepada semuanya. Siapapun pemenang, kita dukung," tegas Endang.
Sementara itu, dalam menyukseskan gelaran Pemilu 2024 mendatang, jajaran DPP AGPAII telah melakukan kerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. "Kita sudah bekerja sama dengan KPU pusat, bahwa kita membantu KPU pusat untuk sosialisasi program," ujar Endang.
Selain itu, sosialisasi program KPU RI yang disampaikan oleh AGPAII ini juga termasuk salah satu di antaranya yakni memberikan motivasi bagi para pemilih pemula agar menggunakan hak pilihnya.
"Termasuk memotivasi pemilih pemula. Karena kita kan di sekolah, tetapi tidak membawa misi politiknya," pungkas Endang.