JATIMTIMES - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meloloskan resolusi yang menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza dalam voting pada Selasa (12/12) waktu setempat. Kesepakatan baru ini pun semakin menambah tekanan terhadap Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir AFP, Rabu (13/12/2023), hasil voting menunjukkan 153 suara mendukung resolusi tersebut, dari total 193 negara anggota Majelis Umum PBB. Angka ini melebihi jumlah negara yang secara rutin mendukung resolusi yang mengecam Rusia atas invasinya ke Ukraina -- sebelumnya didukung 140 negara atau lebih. Sebanyak 10 suara lainnya, termasuk dari AS dan Israel, menolak resolusi tersebut. Sementara 23 suara lainnya memilih abstain.
Baca Juga : Myanmar Jadi Sumber Opium Terbesar di Dunia
Voting yang digelar Majelis Umum PBB ini dilakukan setelah pekan lalu, Dewan Keamanan PBB gagal mengadopsi resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza karena AS menggunakan hak vetonya untuk menolak resolusi tersebut. Kendati demikian, resolusi yang dihasilkan oleh Majelis Umum PBB ini bersifat tidak mengikat.
Sebelumnya negara-negara Arab mencetuskan digelarnya sidang khusus terbaru Majelis Umum PBB, yang bertujuan membangun tekanan terhadap Israel.
Draf resolusi Majelis Umum PBB yang disetujui pada Selasa (12/12) waktu setempat ini sebagian besar mereproduksi resolusi yang gagal diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB pada Jumat (8/12) pekan lalu.
Dalam draft itu disebutkan bahwa resolusi Majelis Umum PBB itu menyatakan kekhawatiran atas "situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Jalur Gaza" kemudian "menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera", dan menyerukan perlindungan warga sipil, akses kemanusiaan dan pembebasan semua sandera "segera dan tanpa syarat".
Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyebut hasil voting Majelis Umum PBB ini menandai "hari bersejarah terkait adanya pesan kuat yang dikirimkan dari Majelis Umum".
Baca Juga : Menggembirakan, UIN Malang Terima Sertifikat BMN Tanah Kampus II
Sebelum sidang digelar, duta besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield, sempat menyerukan agar negara-negara mengamandemen draft resolusi dengan menyertakan kecaman terhadap Hamas. Namun usulan itu ditolak.
Sementara menjelang voting digelar, perwakilan Israel untuk PBB Gilad Erdan mengecam apa yang disebutnya sebagai 'resolusi munafik'.
"Mereka tidak hanya gagal mengecam Hamas atas kejahataannya terhadap kemanusiaan -- mereka juga tidak menyebut nama Hamas sama sekali," kritiknya.