free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Menlu RI Ungkap Kekecewaan Indonesia Usai Resolusi PBB soal Gencatan Senjata di Gaza Gagal

Penulis : Mutmainah J - Editor : Dede Nana

11 - Dec - 2023, 16:18

Placeholder
Menlu Retno Marsudi. (Foto dari internet)

JATIMTIMES - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu) Retno LP Marsudi menyampaikan Indonesia kecewa setelah Dewan Keamanan PBB gagal mensahkan resolusi soal gencatan senjata di Gaza, Palestina. Retno mengatakan gencatan senjata bisa mengurangi penderitaan rakyat Gaza.

"Dalam pertemuan saya sampaikan bahwa Indonesia sangat kecewa Dewan Keamanan PBB kembali gagal mensahkan resolusi mengenai humanitarian ceasefire yang akan dapat mengurangi penderitaan masyarakat Gaza," kata Retno di pertemuan Khusus Executive Board WHO yang membahas situasi di Gaza di Jenewa, Swiss, yang ditayangkan di YouTube Kemlu RI, Senin (11/12/2023).

Baca Juga : Situasi Semakin Mencekam, Israel Tembus Jantung Kota Khan Younis

"Upaya harus terus dilakukan guna memperbaiki situasi Gaza. Kita tidak boleh menyerah. Never give up," sambungnya.

Diketahui, Executive Board adalah organ eksekutif WHO di bawah World Health Assembly yang beranggotakan 34 negara. Lebih lanjut Retno mengatakan soal kondisi memprihatinkan fasilitas kesehatan di Gaza. Retno menuturkan semua fasilitas kesehatan di Gaza kelebihan kapasitas.

Oleh karena itu, Retno menyampaikan Indonesia mendesak Israel menghormati hak atas kesehatan dan akses masyarakat Gaza terhadap fasilitas kesehatan. Retno mengatakan Indonesia akan mengirimkan kapal rumah sakit ke Gaza.

"Indonesia telah mengirimkan 4 sortie bantuan kemanusiaan. Indonesia juga akan mengirimkan kapal rumah sakit ke Gaza guna membantu masyarakat yang terluka dan sakit," paparnya.

Ia mengatakan pentingnya perlindungan seluruh pekerja dan fasilitas medis. Dia juga mengatakan hukum humaniter internasional harus dihormati dan ditegakkan.

"Indonesia mendesak adanya akuntabilitas dan keadilan atas seluruh serangan terhadap pekerja dan fasilitas medis di Gaza. Ketiga, pentingnya peningkatan mobilisasi dukungan untuk WHO," kata dia.

Ia menambahkan, dukungan itu diperlukan agar program WHO dan UNRWA di Gaza bisa terus beroperasi. Indonesia, lanjut Retno, juga mendukung WHO melakukan donors conference agar bisa membiayai dan membangun kembali sistem kesehatan Palestina.

"Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk hadir agar dapat langsung berkontribusi, mendesak pentingnya perbaikan fasilitas kesehatan, perlindungan terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan. Termasuk tentunya di sini fasilitas kesehatan Rumah Sakit Indonesia," tutur dia.

Retno menyebut situasi fasilitas kesehatan di Gaza sudah sangat memprihatinkan. Saat ini hanya 13 rumah sakit yang masih beroperasi dengan kapasitas lebih hingga 3 kali lipat.

Baca Juga : Peduli Palestina, Bupati Sanusi Serahkan Donasi dari ASN Pemkab Malang Rp 1,1 Miliar

"Situasi fasilitas kesehatan di Gaza sangat memprihatinkan. Dari 36 rumah sakit hanya 13 yang masih beroperasi dan semuanya kelebihan kapasitas hingga 2-3 kali lipat," tutur dia.

Retno menambahkan 71 persen fasilitas pelayanan kesehatan di Gaza tidak berfungsi. Serta perlengkapan medis, obat-obatan, makanan, air bersih, bensin hingga listrik semakin terbatas.

"Ratusan pekerja medis telah terbunuh semenjak Israel menyerang Gaza. WHO melaporkan penyebaran penyakit menular semakin tinggi, hampir 130 ribu kasus infeksi pernafasan akut, lebih dari 94 ribu kasus diare, hingga lebih dari 2700 kasus chickenpox," tutur dia.

Dalam pertemuan itu, Retno menyampaikan bahwa Gaza saat ini berada di bawah kepungan. Situasi di Gaza, kata dia, seperti di neraka.

"Saya sampaikan bahwa Gaza saat ini di bawah kepungan. Israel telah mengubah Gaza menjadi seperti neraka. Jumlah orang yang meninggal terus meningkat. Rumah Sakit mengalami gempuran hebat, termasuk RS Indonesia yang dipaksa berhenti beroperasi pada 16 November lalu," katanya.

Ia juga menyinggung pemindahan suplai medis yang dilakukan oleh Israel ke yang lebih kecil adalah pelanggaran berat. "Perintah Israel Defence Force (IDF) agar suplai medis dipindahkan dari Khan Younis ke Gudang yang lebih kecil di Rafah merupakan pelanggaran berat hukum internasional dan hak asasi manusia," tutur dia.

"Saya juga menjelaskan bahwa Indonesia telah menjadi co-sponsor resolusi mengenai Kondisi Kesehatan di Daerah Pendudukan Palestina, termasuk Jerusalem Timur atau Resolution on Health Condition in the Occupied Palestine Territory, including East Jerusalem," lanjutnya.


Topik

Pemerintahan menlu retno lp marsudi gencatan senjata gaza israel hamas



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Dede Nana