JATIMTIMES - Setelah dua desa di Kota Batu menyandang Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama yakni Desa Mojorejo Kecamatan Junrejo dan Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, satu kelurahan menyusul. Yakni Kelurahan Nganglik sebagai kelurahan pertama menyandang Kelurahan Sadar Kerukunan Umat Beragama.
Disandangnya Kelurahan Sadar Kerukunan Umat Beragama setelah diresmikan oleh Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai, Sabtu (2/12/2023). Peresmian berlangsung di Kemping Ground Katolik Gembala Baik Kota Batu.
Baca Juga : Kader Hijau Muhammadiyah dan PilahPilih Kupas Tuntas Masalah Lingkungan di Malang Raya
Aries mengatakan, diresmikannya Kelurahan Sadar Kerukunan Umat Beragama merupakan hal yang menarik. Sebab masyarakat Kelurahan Ngaglik tumbuh dan berkembang menjaga kerukunan.
“Kerukunan merupakan kunci utama dalam menjaga wilayah agar lebih baik,” ucap Aries. Aries pun menginginkan seluruh desa dan kelurahan di Kota Batu menjadi Wilayah Kerukunan Umat Beragama.
Tahun 2021 dan 2022 telah memiliki 2 desa sadar kerukunan umat beragama yaitu Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji dan Desa Mojorejo Kecamatan Junrejo. Dan tahun ini, Kelurahan Ngaglik ditetapkan sebagai Kelurahan Sadar Kerukunan Umat Beragama.
“Kita berharap seluruh wilayah di Kota Batu menjadi wilayah sadar kerukunan, bukan hanya di Desa Tulungrejo, Mojorejo dan Ngaglik, sehingga penguatan-penguatan akan lebih baik,” imbuh Aries.
Aries mengakui Kota Batu merupakan wilayah yang paling aman, meski dengan berbagai keragaman agama yang sangat lengkap. Namun jiwa kerukunan masyarakat sangat tinggi.
Baca Juga : Memasuki Masa Kampanye, TKN Ungkap Pesan Prabowo-Girbran: Harus Berikan Asas Manfaat Pada Rakyat
“Jika kerukunan terjaga maka kehidupan ekonomi sosial masyarakat juga akan terjamin. Ada kesadaran yang tumbuh di masyarakat dan ini menjadi kunci untuk maju bersama,” tutup pria yang juga Kepala Dinas Pendidikan Prov Jatim ini.
Sementara itu, Ketua FKUB Kota Batu, M. Ruba’i menambahlan, syarat untuk menjadi desa atau kelurahan sadar kerukunan umat beragama minimal harus ada tiga kelompok agama. Lalu jarus terhindar dari konflik sosial khususnya antara agama.
Sebab potensi konflik keagamaan bisa di minimalisir dengan keberadaan desa sadar kerukunan umat beragama. “Untuk terhindar dari konflik beragam ini perlu hadirnya program ini tempat-tempat desa/kelurahan diperbanyak lagi,” terang Ruba’i.
