JATIMTIMES - Situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dikabarkan dibobol oleh hacker. Akibatnya sekitar 250 data pemilih tetap (DPT) bocor dan dijual ke dark web.
Kabar tersebut disampaikan oleh pakar sekaligus konsultan keamanan siber Indonesia Teguh Aprianto melalui akun Twitter-nya. Dalam unggahannya, Teguh mengatakan data pribadi calon pemilih telah bocor.
Baca Juga : Prabowo Bertemu Jokowi di Hari Pertama Kampanye, TKN Langsung Klarifikasi
"Belum juga pemilu dan tahu hasilnya gimana tapi data pribadi kita semua yang terbaru malah udah bocor duluan," tulis Teguh dengan mengunggah bukti bahwa situs KPU telah di-hack.
Dalam foto yang dibagikan Teguh, terlihat hacker bernama Jimbo mencuri sejumlah 252.327.304 data warga Indonesia yang diambil dari situs KPU. Hacker Jimbo tersebut menjual dengan harga US$ 74 ribu atau sekitar Rp 1,2 miliar.
Dalam foto tersebut juga terdapat beberapa data yang diambil oleh Jimbo. Di antaranya, NIK, NKK, nomor KTP (Pasport), nama, kode TPS, difabel, e-KTP, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, kawin, alamat, RT, RW, dan lainnya.
Selain itu, dalam keterangan Jimbo juga dijelaskan data yang diambil termasuk data pemilih yang berada di luar negeri. Sehingga data-data di KJRI, KBRI, KRI juga termasuk dalam data yang dicuri.
Di unggahan lainnya, Teguh juga memposting data sampel yang dibagikan oleh Jimbo. Dan hasilnya disebut sama dengan data milik KPU.
Beberapa sampel data yang dicuri hacker Jimbo. (Foto: X/@secgron)
"Sungguh berguna sekali kalian @kemkominfo, @BSSN_RI dan @KPU_ID. Habis ini tinggal pura-pura investigasi biar keliatan kerja. Setiap ada kejadian kebocoran data pribadi selalu bikin investigasi setelahnya. Tapi hasil investigasinya ga pernah ada yang tau. Memang lembaga dan kementerian tak bernguna," sentil Teguh.
Sontak unggahan Teguh itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Banyak warganet tak heran dengan kerja pemerintah yang kerap kebobolan hacker hingga data warganya dijual ke dark web.
Baca Juga : Heboh Wanita Israel Berterima Kasih ke Hamas, Pengamat Amerika: Mata Tak Bisa Bohong
"Gua yg udh jd pgawai pmrintahan & lulusan IT ga kaget si hehe. Krna realitanya, awalnya ngerekrut lulusan IT tp kurang dimanfaatkan & akhirnya rata2 pake pihak ketiga, lulusan IT nya diminta ngrjain hal lain yg ga brhubungan dgn IT (di bbrp instansi trmasuk instansi gua si bgitu)," ujar @r34****.
"Sungguh-sungguh tidak bisa berword word lagi sama 3 lembaga harapan bangsa ini," kata @ekawicak****.
"Dr dulu (kebobolan hacker) mlu, lama2 curiga emg sengaja d bocorin kah," Ungkap @rajapokem****.