JATIMTIMES - Jalan Kenanga di Kota Blitar menjadi saksi kemacetan ringan akibat antusiasme warga yang membanjiri lokasi operasi pasar murah yang diselenggarakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Selasa (28/11/2023). Ribuan warga memadati lokasi, mengantre panjang untuk mendapatkan akses ke bahan-bahan pokok dengan harga terjangkau.
Beras medium menjadi primadona dalam operasi pasar murah ini karena ditawarkan dengan harga khusus Rp 52.000 per lima kilogram, jauh di bawah harga pasaran yang mencapai Rp 65.000 per lima kilogram.
Baca Juga : Sikapi Meroketnya Harga Si Pedas, Ribuan Bibit Cabai Dibagikan untuk Petani di Kota Malang
Data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Blitar menyebutkan bahwa sebanyak 8 ton beras kemasan 5 kilogram yang tersedia dalam operasi pasar ini hasil kerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog).
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Blitar Dewi Masyitoh menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan respons terhadap kenaikan inflasi, khususnya pada harga-harga kebutuhan pokok seperti beras.
"Upaya ini diharapkan dapat memberikan bantuan signifikan kepada masyarakat yang tengah menghadapi kesulitan ekonomi," ujar Dewi saat diwawancarai awak media.
Tak hanya beras. Operasi pasar murah ini juga menawarkan komoditas lain seperti minyak goreng, cabai rawit, dan bawang putih dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan harga pasaran. Totalnya, sekitar 8 ton beras dari Bulog serta sejumlah besar stok komoditas lainnya tersedia bagi masyarakat.
Salah satu pembeli, Anjar (31), bersyukur dengan adanya operasi pasar murah ini. Dengan membeli dua kantong beras medium, ia merasa lega karena dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.
Baca Juga : Telaga Rambut Monte: Jejak Kehidupan Mistis dan Keindahan Alam yang Memesona di Blitar
"Sangat membantu di tengah kenaikan harga bahan pokok yang membuat kondisi ekonomi keluarga terasa lebih berat," ungkapnya sambil menunggu giliran di antrean.
Operasi pasar murah ini bukan hanya memberikan solusi sementara bagi masyarakat, tetapi juga memberikan harapan akan kemungkinan adanya akses lebih terjangkau terhadap bahan pokok di masa depan. Hal ini menggambarkan upaya nyata pemerintah setempat dalam membantu masyarakatnya menghadapi kesulitan ekonomi akibat kenaikan harga bahan pokok.