JATIMTIMES - Dalam kurun waktu dua minggu, ada ratusan meteran air milik Perumda Tirta Kanjuruhan yang raib dicuri. Pencurian ratusan meteran PDAM tersebut terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Malang. Di antaranya meliputi Kecamatan Gondanglegi, Pakis, Tumpang, hingga Pakisaji.
Terbaru, aksi pencurian meteran air PDAM terjadi di rumah warga yang tepat bersebelahan dengan rumah Bupati Malang HM. Sanusi di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang pada Selasa (21/11/2023).
Baca Juga : Sempat Buron, Barang Bukti Beserta Tersangka Curanmor Diringkus Polisi
Menanggapi hal itu, jajaran Direksi Perumda Tirta Kanjuruhan telah melakukan pendataan sebelum akhirnya melaporkan kepada pihak kepolisian. Selain itu, perusahaan milik Pemerintah Kabupaten Malang tersebut, juga telah aktif melakukan sosialisasi sekaligus imbauan dalam rangka mencegah terjadinya aksi pencurian meteran air.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Kanjuruhan Syamsul Hadi, saat dikonfirmasi media online ini.
"(Kejadian pencurian meteran air) ada di Gondanglegi, Pakis, terus Tumpang hingga Pakisaji. Kurang lebih itu ada 200-an pelanggan yang meterannya hilang, itu terdata se-Kabupaten Malang," ucap Syamsul.
Pencurian meteran milik pelanggan Perumda Tirta Kanjuruhan tersebut, diterangkan Syamsul, terjadi dalam kurun waktu sekitar dua minggu belakangan ini. "(Kejadiannya) kira-kira sekitar dua mingguan ini," imbuhnya.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Perumda Tirta Kanjuruhan, dalam sekali beraksi, pelaku diduga melancarkan pencurian dalam waktu yang nyaris berdekatan. "Jadi hilangnya itu tidak langsung banyak, satu, dua (unit meteran). Tapi (kejadiannya) bersamaan dan dalam kurun waktu berdekatan," jelasnya.
Selain itu, lanjut Syamsul, pelaku diduga juga melancarkan aksinya secara berpindah-pindah lokasi. Bukan berdekatan atau satu wilayah. Melainkan dari satu daerah ke daerah lainnya dalam hari yang bersamaan.
"Kemudian tempatnya beda-beda, misal malam ini ada (beraksi di) Pakis, kemudian ke Tumpang, terus ada di Pakisaji," terang Syamsul.
Menanggapi maraknya aksi pencurian meteran air, Syamsul mengaku saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian. Dia berharap, pelaku pencurian meteran yang telah meresahkan warga tersebut bisa segera tertangkap.
"Nanti kalau misalnya memang (pelakunya) bisa ketangkap, biar hukum yang mengadili, karena itu memang kewenangannya sudah ada di ranah hukum," ujarnya.
Baca Juga : Pemimpin Hamas Sebut Hampir Sepakat Gencatan Senjata dengan Israel
Hingga kini, lanjut Syamsul, Perumda Tirta Kanjuruhan hingga ke tingkatan unit pelayanan yang ada di setiap kecamatan di Kabupaten Malang, telah intens berkoordinasi dengan jajaran kepolisian. Bahkan sebagian dari aksi pencurian meteran air tersebut, dikabarkan telah dilaporkan kepada pihak kepolisian setempat.
"Kalau yang saya lakukan tadi itu, saya sudah infokan untuk unit segera koordinasi dengan Polsek, Muspika, dan dengan desa," ujarnya.
Syamsul mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Malang yang menjadi korban pencurian meteran, untuk segera menyampaikan kepada Perumda Tirta Kanjuruhan. Pihaknya menjamin, masyarakat yang menjadi korban akan segera ditangani sehingga tidak mengalami kebocoran air yang dapat berdampak pada membengkaknya tagihan air.
"Kalau tindakan dari Perumda (Tirta Kanjuruhan), supaya tidak terjadi kebocoran air, kita pasang dulu (meteran pengganti). Tentunya dengan adanya kesepakatan dengan pelanggan, supaya bisa segera teratasi. Terkait pembayaran, bisa langsung dilunasi atau mungkin dengan sistem angsuran," ujarnya.
Sementara itu, bilamana ada warga yang menjadi korban pencurian meteran bisa mendatangi kantor Unit Pelayanan Perumda Tirta Kanjuruhan, untuk penanganan. Sementara untuk kasus hukum, bisa segera dilaporkan ke polsek setempat.
"Kalau jadi korban bisa langsung mengadu ke setiap unit pelayanan di masing-masing daerah untuk segera ditangani. Sudah kita siapkan layanan (pengaduan), bisa lewat online atau juga bisa langsung ke unit pelayanan," tukasnya.