JATIMTIMES - Ketua Umum PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Prof (HC UNISMA) Dr H Ali Masykur Musa SH MSi MHum menerima gelar Guru Besar. Gelar tersebut diterima dalam bidang Politik dan Pendidikan Islam.
Pengukuhan tersebut dilangsungkan dalam Rapat Terbuka Senat Universitas Islam Malang yang berlangsung di Gedung Pascasarjana UNISMA. Dimana dalam kesempatan tersebut turut hadir Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto.
Baca Juga : Peringati Hari Anak Sedunia, Dispendukcapil Kota Malang Gelar GISA
Pada pengukuhannya sebagai Guru Besar, Prof Ali memaparkan pidato pengukuhan berjudul 'Politik Pendidikan Islam Memperkokoh Multikultur Bangsa'. Dalam paparannya, ia menjabarkan bahwa ada banyak makna yang terkandung pada Guru Besar Bidang Politik Pendidikan Islam yang ia sandang saat ini.
Apalagi dalam perjalanannya di bidang pendidikan, ia telah menuntut ilmu di berbagai konsentrasi. Mulai dari Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Hukum, Ilmu Politik, dan Manajeman Pendidikan. Sehingga ia pun menyampaikan terimakasih atas kepercayaan UNISMA yang telah memberikan Jabatan Guru Besar Kehormatan.
“Menurut saya sangatlah tepat dan menunjukkan kejelian Senat dan Rektorat Universitas Islam Malang menyandangkan diri saya sebagai Guru Besar Bidang Politik Pendidikan Islam, yang tiada lain merupakan mata rantai dari ilmu-ilmu yang saya geluti,” ujar Prof Ali.
Dirinya menyebut, implikasi ilmu tersebut mengarah pada sebuah peniliaian bahwa kehebatan dan kemajuan suatu negara, dilihat dari kualitas sumber daya manusia (SDM) nya. Lebih lanjut menurutnya, hal itu juga menjadi syarat bagi lahirnya Indonesia sebagai negara maju dan berdaya saing tinggi dalam percaturan hubungan antarbangsa.
Politik Pendidikan yang dicerahkan oleh nilai-nilai Agama Islam akan melahirkan generasi yang memiliki kedalaman keagamaan, sekaligus memiliki rasa tanggungjawab yang besar terhadap negaranya. Sehingga, pendidikan merupakan human investation yang didalamnya harus mencerminkan nilai keagamaan dan kebangsaan.
Dengan pola pendidikan seperti itu, dirinya meyakini nantinya akan melahirkan generasi yang transformatif dan mampu menjawab setiap tantangan jaman. Terlebih tentunya, setiap jaman akan memiliki tantangannya sendiri hingga melahirkan karakter pemimpinnya sendiri.
Dengan demikian, Indonesia akan siap beradaptasi pada setiap perubahan. Implikasi Politik Pendidikan Islam selanjutnya adalah harus memperkuat anak didik dan generasi yang kuat multikulturnya.
Satu hal yang ia tekankan adalah agar tidak meremehkan persatuan dan kesatuan bangsa. Sebab hal itu dapat memicu lahirnya disintegrasi bangsa. Dan tantangan tersebut seharusnya sudah dapat dijawab dengan Bhineka Tunggal Ika.
"Semangat Bhineka Tunggal Ika untuk menyongsong lahirnya “Generasi Emas” yang melahirkan Indonesia sebagai negara maju pada kurun memasuki 100 tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-2, pada tahun 2045,” terangnya.
Sementara itu, Rektor Unima Prof Maskuri MSi menjelaskan bahwa penganugerahan Gelar Honoris Causa ini bukan tanpa alasan. Namun juga telah memperhatikan kiprah dan karir yang dijalani Prof Ali Maskur, yang menurutnya sudah sangat kompleks.
Mulai sebagai pendidik, intelektual muslim, organisatoris di PMII dan NU, politikus, negarawan/teknokrat, kiprah di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), komisaris BUMN hingga menjadi Kyai, yang berimplikasi pada tata kehidupan manusia dalam beragama, berbangsa dan bernegara.
Selain itu juga telah banyak artikel pada jurnal, opini yang berkaitan dengan konstitusi, demokrasi, politik, kebijakan anggaran, nasionalisme, keislaman, pendidikan Islam, masalah etika dan keorganisasian telah banyak dihasilkan.
“Kegiatan beliau dalam seminar, simposium, workshop, diklat, FGD dan menjadi narasumber di berbagai even nasional dan internasional menjadikan beliau pantas menerima anugerah Guru Besar Kehormatan di Universitas Islam Malang,” pungkas Maskuri.