free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Pengakuan Luar Biasa: Kerajaan Siam Memuji Kekuatan Budaya Kadipaten Mangkunegaran di Era Kekuasaan Mangkunegara V

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

17 - Nov - 2023, 17:53

Placeholder
Kunjungan Raja Siam ke Surakarta di tahun 1896.(Foto : Istimewa)

JATIMTIMES - Kadipaten Mangkunegaran, sebuah kerajaan yang mungkin kecil secara geografis, mendapatkan pengakuan yang luar biasa dari Kerajaan Siam. Meskipun ukurannya yang terbatas, kebesaran dan kekayaan budaya Pura Mangkunegaran mampu memikat perhatian Raja Chulalangkorn dari Kerajaan Siam, menandai hubungan yang mengesankan antara kedua kerajaan.

Ya, pada masa pemerintahan Mangkunegara V, Pura Mangkunegaran menjadi tuan rumah kunjungan istimewa dari Raja Chulalangkorn, atau Raja Rama V dari Kerajaan Siam. Kunjungan ini terjadi pada tanggal 7 Juli 1896. Selain KGPAA Mangkunegara V, kedatangan Raja Siam juga disambut Raja Keraton Surakarta Sunan Pakubuwono X. Istana Mangkunegaran jadi saksi sejarah pertemuan besar ini.

Baca Juga : Nekat Curi Telur Demi Ketiga Anaknya di Minimarket, Ini Respon Polisi

Dipilihnya istana Mangkunegaran sejatinya tak mengherankan karena Raja Rama V dan KGPAA Mangkunegara V sebelumnya sudah saling mengenal dan memiliki hubungan yang cukup baik. Ketika Mangkunegara V masih menjabat sebagai Letnan Dua dalam Legiun Mangkunegaran, dia pertama kali bertemu Raja Chulalangkorn saat kunjungan pertama sang raja ke tanah Jawa pada tanggal 3 April 1871. Pada waktu itu, kedatangan Raja Chulalangkorn di Jawa menimbulkan kegemparan karena masyarakat terkejut melihat seorang raja dari Asia yang hidup merdeka tanpa tunduk pada kekuasaan bangsa-bangsa Eropa.

Dalam kunjungan di istana Mangkunegaran ini, Mangkunegara V memberikan keris bernama "Mangkurat" kepada Raja Chulalangkorn, yang sangat memukau sang raja hingga membuatnya terkagum-kagum. Sebagai balasan, Raja Chulalangkorn mengirimkan hadiah dari Bangkok untuk Mangkunegara V. Ketika Raja Chulalangkorn memuji keindahan empat patung Buddha di dalam Pura Mangkunegaran, Mangkunegara V dengan cepat memberikannya sebagai hadiah kepada tamu terhormat dari Kerajaan Siam tersebut. Raja Chulalangkorn mengingat bagaimana Mangkunegara V, seorang yang sangat terpelajar, menjadi sosok kepercayaan di antara Susuhunan Surakarta dan Residen Belanda. Raja Chulalangkorn mengenang Mangkunegara V sebagai sosok yang rendah hati, yang dengan senang hati duduk bersama para priayi di Pura Mangkunegaran.

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara V, adalah pemimpin Kadipaten Mangkunegaran yang memerintah dalam jangka waktu relatif singkat dari tahun 1881 hingga 1896. Mangkunegara V merupakan penguasa kelima Kadipaten Mangkunegaran. 

Ia lahir dengan nama Gusti R.M. Sunita sebagai putra kedua dari KGPAA Mangkunegara IV dan permaisuri kedua, R.A. Dunuk (Kg.B.R.Ay. Adipati Arya Mangkunegara IV)[1]. Kakak laki-lakinya, G.R.M. Prabu Sudibya, sebenatnya dipersiapkan oleh Mangkunegara IV sebagai pewaris takhta selanjutnya, namun sayangnya Sudibya wafat saat masih remaja. Situasi ini akhirnya membuat Sunita ditunjuk sebagai penguasa Mangkunegaran berikutnya.

Kembali membahas kunjungan Raja Siam di istana Mangkunegaran. Dalam kunjungannya kedua di Jawa, Raja Chulalangkorn juga memuji kelezatan masakan yang disajikan untuk permaisuri Mangkunegara V. Sang raja menilai bahwa hidangan penutupnya memiliki kemiripan dengan hidangan istana Siam, meskipun tidak dijelaskan secara rinci tentang tata cara penyajian hidangan di istana Siam itu. Hidangan manis tersebut merupakan bagian dari kebiasaan di Kerajaan Siam untuk menutup sajian makanan.

Selain itu, dalam pertemuan ini Mangkunegara V  juga memperlihatkan keahlian membuat kain batiknya kepada Raja Chulalangkorn. Sang Raja begitu mengagumi kain batik Surakarta sehingga ia langsung memborong kain tersebut dan memesan tambahan untuk dikirim ke Bangkok karena kemiripannya dengan kain-kain batik di sana.

Baca Juga : Delapan Tugu Silat di Kecamatan Bandung Tulungagung Dibongkar

Ketika senja tiba, Raja Chulalangkorn menyaksikan pertunjukan cerita Panji di Pura Mangkunegaran. Cerita Panji merupakan bagian dari warisan budaya di daratan Asia Tenggara, termasuk juga di Kerajaan Siam.

Cerita Panji dan Wayang Orang (Wayang Wong Gaya Surakarta) menjadi salah satu kesenian khas yang diwariskan oleh Mangkunegara L kepada Pura Mangkunegaran. Kisah-kisah kepahlawanan dari pasukan-pasukan di lingkungan Mangkunegara, termasuk Legiun Mangkunegaran, banyak diadaptasi dalam cerita tersebut.

Perkembangan Wayang Wong Gaya Surakarta mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Mangkunegara IV. Setelah itu, perkembangan seni tersebut sempat surut, namun di tahun 1895, seorang Tionghoa bernama Gan Kang (atau dikenal sebagai Gan Kam dalam buku "Menjadi Jawa") mendirikan grup wayang wong profesional di luar lingkungan istana dengan izin dari Mangkunegara V. Kelompok ini dikenal sebagai Wayang Wong Sriwedari. 

Sejak saat itu, kesenian istana dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Perkembangan seni wayang wong ini juga diikuti oleh lingkungan Kasunanan Surakarta dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.


Topik

Peristiwa Kerajaan Siam Raja Chulalangkorn



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya